Utang Lebih Besar dari Aset, BUMN Indofarma (INAF) Tanggung Defisit Rp736,64 Miliar
Emiten BUMN PT Indofarma Tbk (INAF) mengalami defisiensi modal pada semester I-2023.
IDXChannel - Emiten BUMN PT Indofarma Tbk (INAF) mengalami defisiensi modal pada semester I-2023. Kondisi ini terjadi saat jumlah utang (liabilitas) perseroan yang lebih besar dibandingkan asetnya.
Hingga 30 Juni 2023, jumlah liabilitas INAF mencapai Rp1,59 triliun, menanjak secara tahunan (yoy) dibandingkan periode sama tahun 2022 senilai Rp1,44 triliun. Sedangkan aset INAF pada paruh pertama mencapai Rp1,55 triliun.
Alhasil, INAF merealisasikan defisiensi modal senilai Rp33,99 miliar, berbalik dari ekuitas yang positif pada semester pertama tahun lalu. Performa pos neraca ini juga lebih rendah dari posisi ekuitas positif pada kuartal I-2023 sebesar Rp24,55 miliar.
Apa sebabnya?
Penyebabnya adalah tumpukan defisit rugi. Diketahui, INAF menanggung defisit rugi senilai Rp736,64 miliar pada semester I-2023, meningkat dari posisi kuartal I-2023 senilai Rp678,09 miliar. Jika dibandingkan secara tahunan (yoy), maka defisit INAF naik 19,52 persen yoy.
Laporan laba/rugi INAF pada paruh pertama tahu ini menunjukkan realisasi rugi sebesar Rp120,34 miliar, naik 32,66 persen yoy. Kerugian terjadi seiring penurunan penjualan bersih.
Ini mendorong rugi per saham dasar INAF semakin menciut secara tahunan menjadi minus Rp38,83 per saham, dari Rp29,27 per saham, dikutip dari keterbukaan informasi, Kamis (3/8/2023).
Penjualan INAF anjlok 36,59 persen yoy menjadi Rp363,96 miliar, dibandingkan semester satu tahun lalu di angka Rp574,05 miliar. Produk obat etikal (resep) di pasar domestik menjadi tulang punggung pemasukan senilai Rp208,54 miliar, disusul fast moving consumer goods (FMCG) sebanyak Rp84,76 miliar.
Kontribusi alat kesehatan hingga jasa klinik memberi pemasukan senilai Rp16,94 miliar, sementara vaksin sebesar Rp32,92 miliar, dan over-the-counter Rp6,67 miliar.
Dari sisi spending, beban produksi ikut tergerus mengikuti penurunan penjualan. Demikian juga ongkos penjualan yang mencapai Rp52,38 miliar. Di sisi lain, gaji dan jaminan sosial (di pos administratif) naik secara tahunan (yoy) menjadi Rp44,86 miliar, dari Rp36,68 miliar.
Kas yang dipegang pada akhir Juni 2023 mencapai Rp258,16 miliar, berkurang hampir Rp12 miliar dari awal tahun akibat penerimaan kas yang lebih rendah dari biaya kepada pemasok dan karyawan.
(DES)