MARKET NEWS

Utang Menggunung hingga Opsi Likuidasi, Ini Kinerja Saham Garuda (GIAA)

Yulistyo Pratomo 03/06/2021 11:18 WIB

Upaya pemerintah dalam melakukan penyelamatan maskapai PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dari jeratan utang yang menggunung meraih dukungan dari dewan.

Utang Menggunung hingga Opsi Likuidasi, Ini Kinerja Saham Garuda (GIAA). (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Upaya pemerintah dalam melakukan penyelamatan maskapai PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dari jeratan utang yang menggunung meraih dukungan dari dewan. Meski salah satu opsinya adalah membubarkan (likuidasi) maskapai tersebut.

Meski opsi likuidasi mendapatkan dukungan dari parlemen, kinerja saham emiten berkode GIAA tetap berada di level hijau. Saham langsung beranjak dari level 268 pada pembukaan yang berlangsung tadi pagi dan masih bergerak stabil di kisaran 275 dan 286.

Saham sempat bergerak menyentuh angka 260, terendah saat dibuka pada perdagangan yang berlangsung Rabu (2/6/2021) kemarin. Namun itu tidak berlangsung lama karena saham langsung beranjak naik di jam berikutnya.

Meski demikian, titik terendah yang dialami saham GIAA terjadi pada 20 Maret 2020 lalu, ketika itu sempat menyentuh level 159. Namun sempat pulih dan berada di posisi tertinggi pada 11-18 desember di level 454, meski bukan yang tertinggi sejak IPO pada 11 Februari 2011.

Turunnya saham GIAA ini terjadi sejak Jumat (21/5/2021) lalu, saat diumumkannya kerugian yang dialami Garuda selama masa pandemi berlangsung. Di mana utang perseroan mencapai Rp70 triliun, bahkan disinyalir terus bertambah setiap bulannya.

Sebelumnya, Garuda Indonesia dikabarkan akan memangkas setengah jumlah armada utamanya. Hal ini dilakukan perusahaan penerbangan pelat merah itu demi bisa bertahan dari krisis akibat pandemi Covid-19.

Dalam pidato kepada stafnya pada 19 Mei 2021 lalu, Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, perseroan akan melakukan restrukturisasi secara komprehensif. Dari 142 pesawat yang dimiliki, Garuda hanya akan mengoperasikan sekitar 70 pesawat.

Jumlah armada yang dikurangi adalah pesawat Garuda, tidak termasuk maskapai bertarif murah Citilink. Irfan menuturkan, Garuda saat ini beroperasi dengan 41 pesawat, dan tidak bisa menerbangkan pesawat lainnya karena belum melakukan pembayaran kepada penyewa pesawat selama berbulan-bulan. (TYO)

SHARE