Vale Indonesia (INCO) Cuan Rp2,5 Triliun di Enam Bulan Pertama 2023
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencetak laba bersih sebesar USD168,5 juta atau setara Rp2,5 triliun pada semester I-2023.
IDXChannel - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencetak laba bersih sebesar USD168,5 juta atau setara Rp2,5 triliun pada semester I-2023. Capaian ini meningkat 12% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar USD150,4 juta.
Melonjaknya laba bersih perseroan didukung pendapatan. Pada enam bulan pertama 2023, emiten tambang nikel ini berhasil membukukan pendapatan sebesar USD658,9 juta atau Rp9,95 triliun, tumbuh 17% dibanding semester I-2022 sebesar USD564,5 juta.
"Kami berhasil mempertahankan laba positif berkat kelancaran pelaksanaan operasi kami," kata CEO dan Presiden Direktur INCO Febriany Eddy dalam keterangan tertulis, dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (28/7/2023).
Naiknya pendapatan, terutama karena volume pengiriman yang lebih tinggi sebesar 6.208 ton pada periode tersebut. Namun beban pokok pendapatan grup juga meningkat dari USD356,3 juta menjadi USD438,4 juta karena tingginya konsumsi bahan bakar dan harga diesel.
Adapun volume High Sulphur Fuel Oil (HSFO) melonjak menjadi 921.408 barel dari sebelumnya 445.518 barel, dengan harga rata-rata turun menjadi USD78,66 dari sebelumnya USD80,63 per barel.
Sedangkan volume diesel naik dari 29.211 kiloliter (KL) menjadi 31.485 KL, dengan harga rata-rata meningkat menjadi USD0,97 dari USD0,74 per liter. Sementara volume batu bara susut menjadi 142.535 metrik ton (MT) dari 170.955 MT, dengan harga rata-rata naik dari USD317,97 menjadi USD383,46 per MT.
Sejak April 2023, perseroan memutuskan untuk mengalihkan sumber energi untuk burner dari HSFO ke batu bara, didorong oleh penurunan harga batu bara. INCO tetap berkomitmen untuk selalu berupaya mengurangi biaya, termasuk penyesuaian komponen lainnya sebagai bagian dari upaya berkelanjutan dalam mengelola biaya.
Selain melakukan pengendalian biaya, perseroan juga hati-hati dalam mengelola arus kasnya untuk mengantisipasi kondisi harga nikel yang tidak menguntungkan.
Pada 30 Juni 2023, kas dan setara kas perusahaan berjumlah USD719,9 juta, naik dari posisi akhir Maret sebesar USD717,3 juta. Sedangkan selama kuartal II tahun ini, INCO telah mengeluarkan belanja modal sekitar USD60,8 juta, naik 36% dibanding belanja modal kuartal II-2022.
"Ke depannya, kami akan terus berupaya untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya. Pada triwulan ini, PT Vale berhasil menurunkan biaya kas per unit produksi lebih jauh lagi, melampaui level yang pernah dicapai pada triwulan sebelumnya," tutur Febriany.
Sementara itu, produksi nikel matte perseroan sepanjang enam bulan pertama tahun ini tercatat sebanyak 33.691 MT. Jumlah ini naik 28% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sekitar 26.394 MT.
Sedangkan sepanjang kuartal II-2023, INCO memproduksi 16.922 MT nikel matte. Angka ini Naik 35% dari periode yang sama tahun sebelumnya 12.567 MT. Hasil ini sejalan dengan target produksi tahunan Grup Vale Indonesia sebanyak 70 ribu MT pada 2023. (RNA)