Vale Indonesia (INCO) Umumkan Akuisisi, Cek Detailnya
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengumumkan akuisisi atau pengambilalihan saham oleh GEM Hong Kong International Co., Ltd (GEM).
IDXChannel - Emiten tambang, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengumumkan akuisisi atau pengambilalihan saham oleh GEM Hong Kong International Co., Ltd (GEM) di PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia (BNSI).
BNSI merupakan perusahaan patungan yang didirikan oleh Vale dan mitranya yang bertanggung jawab atas pembangunan dan pengoperasian pabrik pengolahan nikel rendah karbon terintegrasi di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
Dalam keterbukaan informasi BEI, Rabu (26/3/2025), Chief of CEO Office and Corporate Secretary Vale Indonesia, Wiwik Wahyuni mengatakan, GEM telah mengambil bagian sebanyak 1.000.104 saham baru di BNSI dan INCO mengambil bagian sebanyak 163.260 saham baru di BNSI.
"Dengan demikian, komposisi pemegang saham BNSI menjadi Vale Indonesia sebanyak 960.885 saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp960,88 miliar; dan GEM sebanyak 1.000.104 saham dengan total nilai nominal Rp1 triliun," kata Wiwik.
Pengambilalihan saham ini berdasarkan akta pernyataan keputusan pemegang saham BNSI pada 13 Maret 2025 yang telah mendapat persetujuan Menteri Hukum berdasarkan keputusan Menteri Hukum pada 26 Maret 2025, serta penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar BNSI dari Menteri Hukum pada 26 Maret 2025, dan penerimaan pemberitahuan perubahan data perseroan BNSI dari Menteri Hukum.
Wiwik menuturkan, setelah penyelesaian pengambilbagian saham baru selesai dilaksanakan, laporan keuangan BNSI tidak dikonsolidasi dalam laporan keuangan perseroan.
"Transaksi ini tidak akan berdampak terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha
perseroan," ujarnya.
Sebelumnya, pada November 2024, Vale Indonesia dan GEM Co., Ltd. di Beijing, China meneken kolaborasi strategis melalui proyek pabrik pengolahan nikel net zero bernilai USD1,4 miliar.
Proyek ini menggunakan teknologi High-Pressure Acid Leaching (HPAL) dan berlokasi di Sulawesi Tengah. Targetnya produksi dapat mencapai 60.000 ton nikel dalam bentuk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) per tahun, yang merupakan komponen penting untuk baterai sistem penyimpanan energi (ESS).
Investasi ini mencakup pengembangan (i) Pusat Penelitian dan Pengembangan sebesar USD40 juta untuk transfer pengetahuan dan pengembangan talenta lokal Indonesia.
(ii) USD30 juta untuk ESG Compound yang mencakup lanskap hijau, asrama karyawan, suplai air domestik, dan pengolahan limbah, serta (iii) USD10 juta untuk komitmen pembangunan masyarakat dan fasilitas umum.
"Perjanjian kerja sama yang ditandatangani hari ini sekitar USD10 miliar. Kami menyambut baik dan akan bekerja keras dalam
menyediakan atmosfir yang bagus untuk investasi yang masuk ke Indonesia,” kata Presiden Prabowo Subianto saat menyaksikan penandatanganan kerja sama di Beijing, China pada 10 November 2024.
Didesain sebagai proyek net-zero, fasilitas ini akan memproduksi MHP dengan praktik ramah lingkungan dan teknologi terkini untuk pengolahan nikel yang berkelanjutan.
Melalui kolaborasi lintas pasar internasional, proyek ini memperkuat peran sentral Indonesia dalam peralihan energi bersih di dunia.
“Visi kami untuk proyek HPAL ini adalah menetapkan standar global baru dalam produksi MHP berkelanjutan,” kata CEO Vale, Febriany Eddy.
“Proyek ini bukan hanya sekedar produksi MHP, melainkan sebagai model pengelolaan sumber daya yang bertanggung jawab yang bermanfaat bagi Indonesia dan dunia," ujarnya.
(Fiki Ariyanti)