Vietnam Sukses Bangun Bisnis Mobil Nasional, Bagaimana Kabar Indonesia?
Perusahaan otomotif Vietnam, VinFast, akan mengirimkan ‘mobil pertamanya’ pada konsumen. Lantas bagaimana nasib mobil nasional Indonesia?
IDXChannel - Perusahaan otomotif Vietnam, VinFast, akan mengirimkan ‘mobil pertamanya’ pada konsumen. Kurang dari dua tahun semenjak acara peresmian pembangunan pabrik Vinfast awal September 2017 oleh Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc.
Publik tentu geger mendapati Indonesia kembali kalah dari Vietnam soal pembuatan ‘mobil nasional’ (mobnas). Bagaimana tidak, Esemka yang diproduksi oleh anak-anak SMK di Solo, Jawa Tengah, sudah jadi sorotan publik sembilan tahun lalu saat Joko Widodo masih menjabat sebagai walikota solo sebelumnya di era Presiden Soeharto pun sempat akan digarap.
Lantas, apa yang sebenarnya membuat Vietnam jauh mengungguli Indonesia dalam proyek serupa. Sebelumnya, perlu disamakan persepsi soal pengertian mobnas tersebut.
Frasa mobil nasional sendiri dikenal masyarakat Indonesia saat 1996, PT Timor Putra Nasional ditunjuk oleh pemerintah untuk bekerja sama dengan KIA Motors asal Korea guna memproduksi mobil di dalam negeri. Proyek ini tak berlangsung lama karena terhadang krisis moneter dan juga terbelit masalah yang harus diselesaikan oleh World Trade Organization (WTO).
Sejak saat itu, publik menganggap mobnas adalah mobil yang diproduksi oleh anak bangsa meskipun sejatinya proyek 1996 hanyalah ‘nasionalisasi merek’. Padahal jika berkaca dari program mobnas Korea Selatan pada 1974, mereka menegaskan wajib kandungan mobil diproduksi lokal mencapai 60 persen untuk dapat dikatakan mobnas.
Mengacu pada definisi tersebut, sejatinya saat ini mobil-mobil low cost green car (LCGC) atau yang biasa disebut city car dapat digolongkan sebagai mobnas. Ini sesuai dengan pernyataan Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Harjanto dikutip dari Tempo.
“Kalau Mobnas itu dimengerti sebagai konten lokal tinggi, mobil kelompok LCGC itu konten lokal sudah di atas 80 persen rata-rata, volume juga tinggi, juga untuk ekspor. Otomotif sekarang berkontribusi untuk ekspor sesuai dengan cita-cita Making Indonesia 4.0,” ungkapnya (17/10/18).
Pada 2012 angin segar hadir seiring kemunculan Esemka. Harapan agar Indonesia mobnas versi 1996 yaitu mobil dengan merek lokal, kembali hidup. Saat itu Esemka datang sebagai mobil yang sangat nasionalis. Merek mobil? Jelas. Dibuat di Jawa Tengah oleh orang lokal pula. Kurang apa lagi?
Sayangnya komponen lokal yang digunakan untuk merakit mobil masih kurang dari 60%. Sejak saat itu tekanan terus diberikan oleh publik terhadap pemerintah guna memuluskan jalan Esemka menjadi mobil nasional.
Hingga saat ini nasib Esemka seolah masih abu-abu. Esemka di bawah naungan PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) memang sudah mengantongi izin produksi sejak Oktober 2012 dan sudah membuka pemesanan sejak beberapa waktu yang lampau. Namun tak kunjung ada keterangan resmi dari perusahaan, kapan Esemka segera mengaspal.
Kembali ke pertanyaan di awal, apa sih yang membuat VinFast, mobnas Vietnam bisa rampung sebelum dua tahun?
VinFast dihadirkan oleh perusahaan otomotif swasta yang bonafit di Vietnam. Perusahaan itu bercita-cita menjadi pemain alternatif di pasar yang didominasi mobil pabrikan Jepang dan Eropa. Untuk bisa menjadi pemain baru yang diminati pasar, Vinfast tentu harus memberikan sesuatu yang baru dan atau menandingi kualitas pesaingnya.
Mengutip Automotive News Europe, beberapa merek otomotif terkemuka mulai dari Opel, BMW, Magna Steyr, digandeng oleh VinFast untuk menggarap mobil nasional pertama Vietnam ini. Mantan Wakil Presiden Global Maufacturing General Motors Jim Deluca pun ditunjuk sebagai bos VinFast. Pengalaman yang dimiliki Jim juga diharap bisa berkontribusi terhadap perkembangan VinFast.
Meskipun akhirnya tak banyak bantuan yang diberikan pemerintah, publik Vietnam pada akhirnya menyambut kehadiran VinFast dengan antusiasme tinggi. Terbukti sepuluh ribu unit mobil langsung terpesan. Perdana Menteri Vietnam pun mengapresiasi tinggi kegigihan VinFast.
Inilah yang membedakan Esemka dan VinFast. Ketika VinFast hadir dengan niat menggebrak pasar, Esemka diharapkan mampu bersaing di pasar. Saat mobnas Vietnam lahir tanpa pernah diimpikan, mobnas Indonesia masih jadi sekadar cita-cita. (*)