MARKET NEWS

Virus Corona Asal China Membuat Wall Street Tertekan, Ini Penjelasannya

Fahmi Abidin 22/01/2020 10:15 WIB

Pasca merebaknya virus corona di China, Bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street melemah sepanjang perdagangan Selasa waktu setempat.

Virus Corona Asal China Membuat Wall Street Tertekan, Ini Penjelasannya. (Foto; Ist)

IDXChannel – Pasca merebaknya virus corona di China yang telah menewaskan korban jiwa dan prediksi pertumbuhan ekonomi global yang dipangkas IMF, Bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street melemah sepanjang perdagangan Selasa waktu setempat.

Sementara itu, Dow Jones Industrial Average turun 151,25 poin atau 0,52% menjadi 29.196,85. S&P 500 kehilangan 8,75 poin atau 0,26%, menjadi 3.320,87 dan Nasdaq Composite turun 18,14 poin atau 0,19% menjadi 9.370,81.

Sementara itu, indeks S&P 500 tergelincir karena kekhawatiran terhadap wabah virus mematikan di China. Pemerintah China mengkonfirmasi bahwa wabah corona telah merenggut enam nyawa dan menyebar di antara manusia.

Hal itu memicu ketakutan global dan menghidupkan kembali kenangan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) yang menewaskan hampir 800 orang pada 2002-2003.

Dengan menyebarnya virus jelang Tahun Baru Imlek, saham perusahaan maskapai di indeks S&P turun 2,4%. Kemudian operator hotel Vegas Sands Corp dan Wynn Resorts Ltd yang beroperasi di China turun sekitar 5%. Selain itu, pemilik Booking.com, Booking Holdings Inc (BKNG.O) dan TripAdvisor Inc juga mengalami pelemahan sekitar 2%.

"Masih harus dilihat apakah (wabah corona akan terjadi pada peristiwa yang lebih besar dan sistematis yang akan mulai membebani fundamental," kata Wakil Presiden Strategi Investasi E-Trade Financial Corp Mike Loewengart, dilansir dari Reuters, Rabu (22/1/2020).

Sementara itu, Dana Moneter International (IMF) memangkas perkiraan pertumbuhan global untuk tahun tahun ini dan 2021 yang diperkirakan ekonomi global hanya tumbuh 3,3% atau lebih rendah dibandingkan proyeksi Oktober 2019 sebesad 3,4%.

IMF memprediksi perlambatan ekonomi global akan berlanjut pada 2021. Diperkirakan ekonomi hanya tumbuh 3,4% atau lebih rendah dari proyeksi 3,6%. (*)

SHARE