Volume Produksi Adaro Minerals (ADMR) Naik 55 Persen Jadi 3,98 Juta Ton pada Januari-September 2023
PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) mencatat volume produksi sebesar 3,98 juta ton dengan penjualan yang mencapai 3,01 juta ton pada sembilan bulan pertama.
IDXChannel - PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) mencatat volume produksi sebesar 3,98 juta ton dengan penjualan yang mencapai 3,01 juta ton pada sembilan bulan pertama 2023 (9M23), masing-masing naik 55% dan 38% dibandingkan periode serupa tahun lalu.
Pendapatan usaha ADMR pada 9M23 naik 8% menjadi USD720,6 juta karena kenaikan 38% pada volume penjualan yang diofset dengan penurunan 21% pada harga jual rata-rata (ASP). Produk batu bara metalurgi ADMR yang berkualitas tinggi dijual ke berbagai produsen baja di Jepang, China, India, Indonesia, dan Korea Selatan.
EBITDA operasional 9M23 sebesar USD358,1 juta, setara dengan penurunan 13%, karena kenaikan biaya dan penurunan harga jual rata-rata (ASP). Laba inti turun 11% menjadi USd258,1 juta. EBITDA operasional dan laba inti tidak memperhitungkan komponen non operasional sehingga mencerminkan kinerja bisnis inti.
"Di tengah tantangan lingkungan eksternal, kinerja ini mencerminkan kemampuan perusahaan untuk mencatat pertumbuhan produksi, yang menunjang profitabilitas. Permintaan terhadap produk batu bara kokas keras premium tetap tinggi, sehingga kami pun tetap yakin akan dukungan struktural terhadap bisnis perusahaan," kata Presiden Direktur ADMR Christian Ariano Rachmat dalam acara Public Expose Live BEI 2023 pada Senin (27/11/2023).
Sementara itu, volume pengupasan lapisan penutup naik 128% menjadi 13,81 juta bank cubic meter (bcm), dengan nisbah kupas mencapai 3,47x, dibandingkan 2,36x pada 9M22.
ADMR mengeluarkan USD95,7 juta belanja modal selama 9M23, karena konstruksi smelter aluminium telah dimulai dan proyek-proyek infrastruktur di Maruwai terus berlanjut.
PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI) telah memilih seluruh kontraktor utama untuk konstruksi dan instalasi smelter. KAI juga telah merampungkan pembukaan lahan untuk mess permanen, pemecah gelombang untuk jeti (coastal jetty breakwater), maupun konstruksi fasilitas pendukung, pekerjaan tanah (earthworks), dan konstruksi jeti sementara, serta terus melaksanakan konstruksi fasilitas infrastruktur lainnya.
“Lebih lanjut, konstruksi smelter aluminium dan fasilitas pendukungnya terus menunjukkan kemajuan yang baik. Proyek ini diharapkan akan rampung pada Q3 2025, yang merupakan peristiwa penting dalam upaya kami untuk mendukung inisiatif hilirisasi Indonesia di kawasan industri hijau di Kaltara.” lanjutnya.
(WHY)