MARKET NEWS

Wall Street Anjlok Dilanda Aksi Jual di Pasar Obligasi

Fiki Ariyanti 08/01/2025 06:45 WIB

Indeks utama Wall Street kompak anjlok pada penutupan perdagangan Selasa (7/1/2025) waktu setempat.

Wall Street Anjlok Dilanda Aksi Jual di Pasar Obligasi (foto mnc media)

IDXChannel - Indeks utama Wall Street kompak anjlok pada penutupan perdagangan Selasa (7/1/2025) waktu setempat karena aksi jual di pasar obligasi terbesar di dunia semakin dalam. 

Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 0,42 persen menjadi 42.528,36, S&P 500 (.SPX) merosot 1,11 persen di 5.909,03, dan Nasdaq Composite (.IXIC) anjlok 1,89 persen ke 19.489,68.

Pengukur megacaps, saham-saham Magnificent Seven tumbang 2,5 persen. Sementara indeks Russell 2000 untuk perusahaan-perusahaan kecil turun 0,7 persen.

Wall Street terpukul aksi jual di pasar obligasi akibat spekulasi bahwa The Fed tidak akan memangkas suku bunga acuan sebelum Juli 2025 di tengah risiko inflasi.

Obligasi pemerintah turun secara keseluruhan, dengan penjualan obligasi 10 tahun senilai USD39 miliar, membukukan imbal hasil tertinggi sejak 2007. Pasar juga berada di bawah tekanan di tengah serentetan transaksi berperingkat investasi.

“Kenaikan imbal hasil tidak selalu menjadi masalah bagi saham, kecuali ekonomi mulai gagal. Maka semua taruhan dibatalkan,” kata Kenny Polcari di SlateStone Wealth, mengutip Bloomberg, Rabu (8/1) waktu Jakarta. 

"Namun, kenaikan imbal hasil akan menjadi masalah jika inflasi menampakkan diri," ujarnya.

"The Fed kemungkinan akan beralih dari pemotongan suku bunga di setiap keputusan, seperti yang mereka lakukan antara September dan Desember, menjadi jeda di antara pemotongan suku bunga pada 2025," kata Bill Adams di Comerica Bank.

Menurut tim yang dipimpin oleh Ohsung Kwon, ketakutan pertumbuhan mereda karena inflasi dan suku bunga menjadi fokus yang lebih besar.

Para investor memperkirakan penurunan suku bunga Fed terjadi pada Maret 2025, membatalkan taruhan bahwa akan ada penurunan suku bunga hingga paruh kedua tahun ini.

Imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun naik enam basis poin menjadi 4,69 persen. Di Inggris, imbal hasil obligasi 30 tahun mencapai titik tertinggi sejak 1998.

Dengan imbal hasil obligasi pemerintah yang naik lagi, para ahli strategi Bank of America Corp memperkirakan para investor dapat kembali menganggap data ekonomi yang kuat sebagai hal yang negatif, karena hal itu menandakan bahwa Fed perlu mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama.

(Fiki Ariyanti)

SHARE