Wall Street Cetak Rekor Lagi, Investor Optimistis The Fed Pangkas Suku Bunga
S&P 500 naik 0,85 persen menjadi 6.587,47, Nasdaq bertambah 0,72 persen ke 22.043,08, sementara Dow Jones Industrial Average melonjak 1,36 persen ke 46.108,00.
IDXChannel – Wall Stret kembali ditutup menguat pada perdagangan Kamis (11/9/2025) waktu setempat, dengan seluruh indeks utama mencetak rekor penutupan.
Data inflasi konsumen yang sesuai ekspektasi serta sinyal pelemahan pasar tenaga kerja semakin memperkuat keyakinan investor bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga pekan depan.
Mengutip Investing, S&P 500 naik 0,85 persen menjadi 6.587,47, Nasdaq bertambah 0,72 persen ke 22.043,08, sementara Dow Jones Industrial Average melonjak 1,36 persen ke 46.108,00. Ketiganya menorehkan rekor penutupan harian.
Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan indeks harga konsumen (CPI) naik 2,9 persen dalam 12 bulan hingga Agustus, lebih tinggi dari Juli sebesar 2,7 persen dan sesuai perkiraan ekonom.
Secara bulanan, CPI meningkat 0,4 persen, lebih cepat dari 0,2 persen di bulan sebelumnya dan sedikit di atas ekspektasi 0,3 persen.
Meski inflasi bulanan tercatat sebagai yang terbesar sejak Januari, analis Jefferies menilai hal ini tidak mengubah arah kebijakan The Fed.
“Kelemahan pasar tenaga kerja akan mendorong Komite untuk memangkas suku bunga 25 basis poin," kata laporan Jefferies, sembari memperkirakan The Fed bisa melakukan tiga kali pemangkasan tahun ini.
Sehari sebelumnya, data indeks harga produsen (PPI) untuk Agustus juga keluar lebih rendah dari perkiraan, menandakan tekanan harga di tingkat grosir mulai mereda.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim baru tunjangan pengangguran meningkat tajam sebanyak 27.000 menjadi 263.000 dalam sepekan yang berakhir 6 September. Angka ini menunjukkan pelemahan signifikan di pasar tenaga kerja.
Kondisi tersebut semakin memperkuat ekspektasi bahwa The Fed akan memulai siklus pemangkasan suku bunga pada pertemuan 17 September, kemungkinan dimulai dengan pemangkasan 25 basis poin.
Beberapa analis menilai, penurunan suku bunga moderat akan sejalan dengan dorongan pertumbuhan dari kebijakan fiskal besar-besaran serta meredanya ketidakpastian tarif perdagangan, sehingga bisa mendukung iklim investasi bisnis.
(kunthi fahmar sandy)