MARKET NEWS

Wall Street Dibuka Berguguran Tersengat Data Inflasi PCE AS

Fiki Ariyanti 28/03/2025 21:54 WIB

Indeks wtama Wall Street dibuka kompak melemah pada perdagangan Jumat (28/3/2025) waktu setempat.

Wall Street Dibuka Berguguran Tersengat Data Inflasi PCE AS (foto mnc media)

IDXChannel - Indeks wtama Wall Street dibuka kompak melemah pada perdagangan Jumat (28/3/2025) waktu setempat karena investor menyoroti data peningkatan inflasi yang melampaui ekspektasi.

Dow Jones Industrial Average merosot 0,31 persen ke 42.168,05, S&P 500 turun 0,25 persen di 5.679,04, dan Nasdaq Composite terpangkas 0,40 persen menjadi 17.732,66.

Indeks pengeluaran konsumen disesuaikan mengalami kenaikan inflasi 0,1 persen setelah turun pada Januari lalu. Indeks inflasi. Sementara indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti yang tidak termasuk bahan makanan dan energi naik 0,4 persen dari Januari, tertinggi dalam setahun. 

Dari tahun lalu, Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) Inti naik 2,8 persen. Keduanya sedikit di atas perkiraan ekonom.

“Data hari ini memiliki pola umum yang akan dicari banyak pengamat dalam beberapa bulan mendatang saat tarif baru dan perubahan kebijakan lainnya mulai berlaku. Pengeluaran yang lebih lemah dari perkiraan dan inflasi yang lebih kuat dari perkiraan,” kata David Alcaly di Lazard Asset Management, mengutip Bloomberg, Jumat (28/3/2025) waktu Jakarta.

Sementara itu, Pejabat Fed membiarkan suku bunga tidak berubah pekan lalu untuk pertemuan kedua berturut-turut. Para pembuat kebijakan mengatakan, biaya pinjaman berada pada posisi yang tepat untuk menunggu kejelasan yang lebih besar mengenai dampak ekonomi dari perubahan kebijakan Presiden Donald Trump, termasuk perdagangan dan imigrasi. 

Trump minggu ini mengumumkan tarif sebesar 25 persen untuk impor mobil dan menjanjikan sejumlah tarif timbal balik pada 2 April 2025.

Menurut Bret Kenwell di eToro, laporan tersebut tidak terlalu buruk, tetapi mengingat ketidakpastian ekonomi dan volatilitas pasar saat ini, investor mencari kepastian dalam laporan ini.

"Kejutan kenaikan pagi ini merupakan bukti lebih lanjut bahwa perjuangan inflasi The Fed nampaknya telah terhenti di kisaran 3 persen, kurang dari target mereka sebesar 2 persen," ujar Paul Toft di Key Private Bank.

Dengan tarif baru yang diharapkan akan mulai berlaku minggu depan, bersamaan dengan tarif otomotif yang diumumkan minggu ini, The Fed akan lebih lambat dalam memangkas suku bunga pada beberapa pertemuan berikutnya karena tarif kemungkinan besar akan agak inflasioner.

(Fiki Ariyanti)

SHARE