Wall Street Dibuka Cerah, Kinerja Positif Netflix Bawa Angin Segar
Indeks utama Wall Street dibuka menguat pada pembukaan perdagangan Kamis (19/10/2023)
IDXChannel - Indeks utama Wall Street dibuka menguat pada pembukaan perdagangan Kamis (19/10/2023). Laporan keuangan sejumlah saham-saham big caps membawa angin segar bagi indeks, terlebih setelah Netflix merilis kinerja positif
Dow Jones Industrial Average menguat 0,01% menjadi 33.668,97, S&P 500 naik 0,18% di 4.322,21, sedangkan Nasdaq Composite tumbuh 0,30% di level 13.353,94.
Saham Netflix melonjak 15 persen pada perdagangan pre-market setelah perusahaan streaming tersebut berencana menaikkan harga layanan di wilayah Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis.
Tesla, sahamnya justru turun 6,1% setelah produsen kendaraan listrik (EV) itu meleset dari perkiraan pasar terkait kinerja keuangan mereka di kuartal ketiga.
CEO Elon Musk mengatakan bahwa pihaknya khawatir dengan dampak suku bunga yang tinggi terhadap pembeli mobil. Elon menambahkan bahwa Tesla masih ragu dengan rencananya untuk membangun pabrik di Meksiko, dikutip dari Reuters, Kamis (19/10/2023).
Secara makro, para pejabat bank sentral atau Federal Reserve mengisyarakat adanya jeda kenaikan suku bunga selama beberapa bulan ke depan. Kabar baik ini membangun ekspektasi positif di pasar modal.
Namun, penurunan jumlah angka pengangguran masih mengindikasikan sinyal kuatnya pasar tenaga kerja.
Departemen Tenaga Kerja mencatat klaim pengangguran mencapai 198 ribu. Angka ini melandai dari pekan sebelumnya sebesar 211 ribu.
Malam ini pelaku pasar menantikan pernyataan Gubernur Federal Reserve, Jerome Powell. Setiap pernyataan bos besar The Fed itu dapat menjadi kabar baik sekaligus buruk bagi market.
Produsen mobil lama Ford Motor (NYSE:F) dan General Motors (NYSE:GM) masing-masing kehilangan sekitar 1%.
Imbal hasil (yield) obligasi Treasury acuan turun dari sesi tertingginya, namun imbal hasil (yield) 2 tahun, yang paling mencerminkan ekspektasi suku bunga jangka pendek, masih berada pada puncak 17 tahun di 5,2228%, sedangkan imbal hasil obligasi 10 tahun berada di 4,9364. %, mendekati level 5% yang terakhir terlihat pada tahun 2007.
“Apakah obligasi tenor 10 tahun akan menembus imbal hasil sebesar 5%? Saya pikir jawabannya adalah ya, karena hal ini dapat memicu lebih banyak volatilitas,” kata Russell Hackmann, Presiden Hackmann Wealth Partners.
"Itu adalah masalah psikologis penting yang mungkin bisa memicu aksi jual nyata di saham. Ada pasar yang gelisah di luar sana," imbuhnya.
Powell dijadwalkan berbicara pada pukul 12 siang ET, sementara pejabat Fed lainnya termasuk Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee, Raphael Bostic dari Atlanta dan Patrick Harker dari Philadelphia akan berbicara di kemudian hari.
Para pengambil kebijakan The Fed pada hari Rabu mengisyaratkan jeda dalam kenaikan suku bunga selama beberapa bulan ke depan, sambil menunggu tanda-tanda kemajuan dalam perjuangan mereka melawan inflasi dan potensi kenaikan imbal hasil jangka panjang baru-baru ini.
Sementara itu, klaim pengangguran turun menjadi 198 ribu pada pekan yang berakhir 14 Oktober, dari revisi 211 ribu pada minggu sebelumnya, yang mengindikasikan pasar tenaga kerja masih ketat. (NIA)