Wall Street Dibuka Hijau Didorong Optimisme Pemangkasan Bunga hingga Laporan Keuangan Emiten
Pasar terpacu sentimen ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve dan laporan keuangan sejumlah emiten besar.
IDXChannel - Indeks utama bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street dibuka menguat pada Selasa (5/8/2025) waktu setempat.
Pasar terpacu sentimen ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve dan laporan keuangan sejumlah emiten besar.
Dow Jones Industrial Average menguat 0,20 persen ke 44.264,14. S&P 500 naik 0,06 persen ke 6.333,88, sementara Nasdaq Composite tumbuh 0,02 persen ke 21.058,30.
Penguatan ini melanjutkan tren positif dari perdagangan Senin, di mana Wall Street mencatatkan reli terbesar dalam lebih dari dua bulan.
Ekspektasi pemangkasan suku bunga mencuat setelah data ketenagakerjaan Non-Farm Payrolls (NFP) untuk Juli berada di bawah ekspektasi, dilansir Investing, Selasa (5/8/2025).
Indikator FedWatch milik CME Group mencatat peluang pemangkasan suku bunga pada September kini melonjak menjadi 90 persen, naik dari 63,3 persen pada pekan lalu.
Pasar kini memperkirakan setidaknya dua kali pemangkasan suku bunga masing-masing sebesar 25 basis poin sebelum akhir tahun ini.
Sejumlah laporan keuangan dari emiten besar akan dirilis hari ini, antara lain dari Advanced Micro Devices, Snap, dan Rivian.
Sementara itu, pasar juga mencermati perkembangan politik setelah Presiden Donald Trump memecat Kepala Biro Statistik Tenaga Kerja, yang bertanggung jawab atas data ketenagakerjaan sebelumnya. Keputusan ini memunculkan kekhawatiran atas integritas data ekonomi AS.
Selain itu, pengunduran diri mendadak Gubernur Federal Reserve Adriana Kugler pada Jumat lalu membuka jalan bagi Trump untuk lebih cepat merombak pimpinan The Fed.
Trump diketahui berulang kali mengkritik Gubernur The Fed Jerome Powell karena tidak segera memangkas suku bunga.
Investor juga menanti rilis data final Purchasing Managers’ Index (PMI) versi S&P Global dan data non-manufaktur dari Institute for Supply Management (ISM).
Di sisi lain, ketegangan dagang masih membayangi. Trump mengancam akan menaikkan tarif impor terhadap India sebagai respons atas pembelian minyak Rusia. New Delhi menyebut langkah itu “tidak berdasar” dan berkomitmen menjaga kepentingan ekonominya.
(DESI ANGRIANI)