MARKET NEWS

Wall Street Dibuka Lebih Tinggi Imbas Optimisme Pemulihan China 

Dinar Fitra Maghiszha 04/01/2023 22:15 WIB

Indeks utama Wall Street dibuka menguat pada Rabu (4/1) terdongkrak optimisme pemulihan ekonomi di China.

Indeks utama Wall Street dibuka menguat pada Rabu (4/1) terdongkrak optimisme pemulihan ekonomi di China.

IDXChannel - Indeks utama Wall Street dibuka menguat pada Rabu (4/1) terdongkrak optimisme pemulihan ekonomi di China.

Dow Jones Industrial Average (DJI) tumbuh 0,34% di 33.249,23; S&P 500 (SPX) menanjak 0,52% di 3.843,94; dan Nasdaq Composite (IXIC) naik 0,60% menjadi 10.449,40.

Saham-saham yang paling aktif diperdagangkan di bawah indeks SPX antara lain Tesla, Apple, Amazon.com, Microsoft, dan Micron. Tiga top gainers yang berkuasa adalah Micron menguat 6,73% di USD53,76, Western Digital tumbuh 4,93% di USD32,96, dan Celanese naik 3,35% di USD105,69.

Sedangkan tiga top losers SPX yakni Microsoft merosot 4,19% di USD229,49, APA Corp melemah 2,59% di USD42,49, dan CH Robinson turun 2,92% di USD87,64.

China masih menjadi fokus pelaku pasar modal Amerika Serikat menyusul kontribusi dagang antar-kedua negara.

Optimisme investor tercermin dari kinerja sejumlah saham-saham perusahaan China yang tercatat di A.S. seperti Alibaba Group Holding Ltd, JD.com Inc dan Baidu Inc yang masing-masing melonjak lebih dari 6% pada sesi premarket,

Harapan pemulihan pasca-Covid di China dan pembicaraan pemerintahan Xi Jinping terkait dukungan untuk sektor properti menjadi perhatian sekaligus sentimen bagi Wall Street, dilansir Reuters, Rabu (4/1/2023).

Investor juga sedang menantikan risalah pertemuan kebijakan Federal Reserve pada periode Desember sebagai petunjuk ihwal prospek kenaikan suku bunga. Risalah akan diumumkan pada pukul 2 pagi dini hari nanti waktu Indonesia.

"Dua hal yang benar-benar menjadi fokus pasar dalam jangka pendek adalah apakah The Fed akan bersikap tegas terhadap inflasi, dan apakah ekonomi AS dan Eropa akan memasuki resesi," kata Analis Aspiriant, Dave Grescek. 

Lebih jauh, laporan data tenaga kerja non-farm payrolls AS pada Jumat depan (6/1) dapat memberikan gambaran bagaimana prospek pasar tenaga kerja, yang diharapkan dapat membuat The Fed memperlambat pengetatan kebijakan moneternya. 

(NDA) 

SHARE