Wall Street Dibuka Melemah, Dow Jones cs Turun di Bawah 1 Persen
Indeks utama bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street dibuka melemah pada perdagangan Kamis (25/9/2025).
IDXChannel - Indeks utama bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street dibuka melemah pada perdagangan Kamis (25/9/2025).
Investor memantau data indeks pengeluaran konsumsi pribadi atau PCE Index sebagai ukuran inflasi yang menjadi rujukan bank sentral AS atau Federal Reserve.
Dow Jones turun 133 poin atau 0,29 persen, S&P 500 terkoreksi 34,3 poin atau 0,51 persen, dan Nasdaq melemah 173 poin atau 0,29 persen.
Sentimen pasar tertekan menjelang publikasi indeks pengeluaran konsumsi pribadi (Personal Consumption Expenditures/PCE) pada Jumat (26/9), dilansir Investing, Kamis (25/9).
Angka PCE index yang lebih lemah dapat mendorong ekspektasi pemangkasan Fed Funds Rate (FFR). Namun, Gubernur Fed Jerome Powell sebelumnya mengkhawatirkan adanya pelemahan pasar tenaga kerja non-farm payrolls (NFP).
Hal ini memberi sinyal adanya pemangkasan lebih lanjut, yang tercermin dari sejumlah indikator. Ekspektasi terbesar saat ini Fed dimungkinkan bakal kembali memangkas FFR pada Desember.
Sebelumnya, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim tunjangan pengangguran awal turun 14.000 menjadi 218.000 untuk pekan yang berakhir 20 September.
Angka ini lebih baik dari ekspektasi ekonom sebesar 235.000 klaim. Chief Investment Strategist CFRA Research Sam Stovall mengatakan pelaku pasar saat ini menimbang apakah penurunan angka klaim pengangguran akan mengurangi peluang pemangkasan suku bunga pada Oktober.
“Pertanyaan utama, apakah The Fed menunda hingga Desember,” ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee juga menyampaikan kekhawatiran atas pemangkasan suku bunga yang terlalu cepat, dengan alasan risiko inflasi kembali meningkat.
Di sisi korporasi, saham Intel naik 1 persen pada pra-pembukaan setelah adanya laporan bahwa perusahaan mendekati Apple untuk investasi strategis.
Sebaliknya, saham Carmax anjlok 15 persen setelah laba kuartal II turun akibat melemahnya permintaan.
Sementara itu, Lithium Americas melonjak 12,6 persen, melanjutkan reli setelah kabar rencana pemerintahan Donald Trump mengakuisisi hingga 10 persen saham perusahaan tambang tersebut.
(kunthi fahmar sandy)