MARKET NEWS

Wall Street Dibuka Melemah usai Laporan Ketenagakerjaan Melampaui Ekspektasi

Dinar Fitra Maghiszha 10/01/2025 22:07 WIB

Wall Street melemah pada pembukaan perdagangan Jumat (10/1/2025) setelah laporan ketenagakerjaan Non-Farm Payrolls (NFP) Amerika Serikat melampaui ekspektasi.

Wall Street Dibuka Melemah usai Laporan Ketenagakerjaan Melampaui Ekspektasi. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Indeks utama Wall Street melemah pada pembukaan perdagangan Jumat (10/1/2025) setelah laporan ketenagakerjaan Non-Farm Payrolls (NFP) Amerika Serikat melampaui ekspektasi.

Laporan NFP memicu spekulasi Federal Reserve (The Fed) akan bersikap lebih hati-hati dalam melonggarkan kebijakan moneternya pada 2025.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,49 persen ke level 42.425,55, sementara S&P 500 merosot 0,66 persen ke 5.879,26. Nasdaq Composite mencatatkan penurunan lebih tajam sebesar 0,89 persen ke posisi 19.304,59.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pertumbuhan 256.000 lapangan kerja baru di luar sektor pertanian pada Desember, jauh di atas estimasi analis sebesar 160.000. 

Kendati demikian, tingkat pengangguran tetap berada di level 4,1 persen, sedikit lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 4,2 persen.

Kenaikan data tenaga kerja yang signifikan ini dinilai positif bagi ekonomi, tetapi pasar khawatir kondisi ini dapat memicu inflasi lebih lanjut, melansir Investing, Jumat.

Peningkatan angka NFP membawa imbal hasil (yield) surat utang AS (US Treasury) tenor 30 tahun melonjak di atas 5 persen, tertinggi sejak November 2023. 

Sementara itu, indeks volatilitas Wall Street atau fear gauge mendekati level tertinggi dalam satu minggu terakhir.

Tekanan juga dirasakan oleh saham-saham megakapitalisasi seperti saham Tesla yang turun 0,9 persen dan Meta yang merosot 1 persen. Saham sektor perbankan yang sensitif terhadap suku bunga, seperti Morgan Stanley dan Bank of America, masing-masing turun 1,4 persen dan 1,2 persen pada pra-pembukaan.

Sentimen inflasi yang kembali mencuat membuat Federal Reserve berhati-hati dalam mengambil kebijakan moneter, khususnya terkait suku bunga.

Akhir pekan tak banyak data ekonomi selain NFP. Di tengah ketidakpastian pasar, investor juga menantikan survei konsumen dari Universitas Michigan yang dirilis Jumat ini.

Laporan ini akan memberikan gambaran awal mengenai optimisme konsumen di awal tahun. Selain itu, perhatian pasar pekan depan akan tertuju pada laporan pendapatan perusahaan untuk full year 2024.

(Febrina Ratna)

SHARE