MARKET NEWS

Wall Street Dibuka Melonjak Usai Muncul Sinyal Perang Dagang Mereda

Anggie Ariesta 02/05/2025 21:21 WIB

Indeks utama Wall Street dibuka menguat pada Jumat (2/5/2025) setelah muncul sinyal meredanya perang dagang AS-China.

Wall Street Dibuka Melonjak Usai Muncul Sinyal Perang Dagang Mereda (foto inews media group)

IDXChannel - Indeks utama Wall Street dibuka menguat pada Jumat (2/5/2025) waktu setempat. Penguatan ini terjadi setelah muncul sinyal meredanya ketegangan perang dagang dengan China dan laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat dari perkiraan.

Kedua faktor ini meredakan kekhawatiran pelaku pasar terkait dampak ekonomi dari tarif impor.

Mengutip Investing, Jumat waktu Jakarta, Dow Jones Industrial Average melonjak 414,53 poin atau 1,02 persen ke level 41.167,49, S&P 500 terdongkrak 54,59 poin atau 0,97 persen menjadi 5.658,73, dan Nasdaq Composite naik 159,60 poin atau 0,87 persen ke posisi 17.864,97.

Pemerintah China sebelumnya menyatakan sedang mengevaluasi tawaran dari Washington untuk mengadakan pembicaraan terkait tarif impor sebesar 145 persen yang diberlakukan oleh Presiden AS, Donald Trump terhadap produk China. 

Ketegangan tarif balasan antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut selama ini membuat investor was-was, karena kedua pihak tak ingin terlihat mengalah dalam perang dagang yang mengguncang pasar global dan merusak rantai pasok.

Menambah sentimen positif, data Departemen Ketenagakerjaan AS menunjukkan jumlah pekerjaan di sektor non-pertanian meningkat sebanyak 177 ribu pada April, jauh di atas perkiraan ekonom yang disurvei sebesar 130 ribu. Tingkat pengangguran tetap stabil di angka 4,2 persen, sesuai ekspektasi pasar.

Langkah Trump yang membatalkan sebagian tarif sebelumnya juga membantu Bursa AS pulih dari penurunan yang sempat terjadi. 

Indeks Nasdaq yang banyak dihuni saham-saham teknologi, bahkan sempat ditutup pada level tertinggi sejak 2 April 2025, tanggal yang disebut sebagai “Hari Pembebasan” karena menjadi momen Trump mengumumkan tarif besar-besaran secara global.

Namun demikian, perubahan kebijakan tarif yang cepat tetap membuat perusahaan-perusahaan harus waspada. Beberapa di antaranya mulai memberikan peringatan soal dampak bisnis, bahkan ada yang menurunkan proyeksi laba karena kekhawatiran akan meningkatnya biaya dan perlambatan ekonomi.

(Fiki Ariyanti)

SHARE