Wall Street Dibuka Menguat, Ada Sinyal The Fed Turunkan Suku Bunga
Tiga indeks Wall Street dibuka menguat pada Senin (9/1/2023) usai pasar optimistis adanya sinyal The Fed turunkan suku bunga.
IDXChannel - Tiga indeks Wall Street dibuka menguat pada Senin (9/1/2023). Bursa saham Amerika Serikat (AS) itu terdongkrak ekspektasi investor terhadap penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed).
Dow Jones Industrial Average (DJI) naik 0,39% di 33.762,75; S&P 500 (SPX) menguat 0,68% di 3.921,50; dan Nasdaq Composite (IXIC) menguat 1,08% menjadi 10.683,81.
Saham-saham yang paling aktif diperdagangkan di bawah indeks SPX antara lain Tesla, Amazon.com, hingga AMD. Tiga top gainers yang memimpin antara lain Tesla menguat 6,01% di USD119,86, Match Group tumbuh 4,27% di USD44,16, dan AMD naik 3,52% di USD66,21.
Sedangkan tiga top losers SPX yakni Baxter merosot 5,33% di USD45,87, Regeneron Pharma melemah 4,83% di USD701,53, dan DexCom turun 4,68% di USD110,40.
Rilis data pekerjaan Amerika Serikat pada Jumat lalu (6/1) menunjukkan adanya lonjakan tenaga kerja dan tingkat pertumbuhan upah yang melandai. Bersamaan dengan adanya kontraksi di sektor jasa, serangkaian data makro ini memberi sinyal bahwa Federal Reserve bakal tidak terlalu agresif dalam memperketat kebijakan moneternya.
"Pasar membaca bahwa tekanan upah mereda cukup cepat, dan melihatnya sebagai hal yang positif. Hal ini berpotensi membuat Wall Street mendarat cukup mulus di kemudian hari," kata Analis PineBridge, Hani Redha, dilansir Reuters, Senin (9/1/2023).
Momentum pasar yang optimis diperkirakan akan berlanjut pada awal pekan ini menyusul pembukaan kembali perbatasan di China. Hal itu ditunjukkan dengan respons positif pasar, yang tercermin dari kinerja indeks MSCI untuk saham-saham Asia-Pasifik di luar Jepang, yang naik ke level tertingginya dalam enam bulan terakhir.
Secara garis besar, kebijakan The Fed diharapkan dapat menghadirkan sentimen positif bagi bursa saham Negeri Paman Sam. The Fed dipandang tengah mencari cara agar pasar mampu 'soft landing' di tengah lonjakan inflasi yang memanas.
Dia pun menyebut bursa saham AS perlu lebih banyak sentimen positif. "Ada kegembiraan bagi pelaku pasar saat melihat data pekerjaan di AS, dan akan diperlukan lebih banyak lagi sentimen positif," ujarnya.
(FRI)