Wall Street Dibuka Menguat, Investor Pantau Musim Laporan Keuangan dan Data Inflasi AS
Indeks bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada awal pekan, Senin (20/10/2025).
IDXChannel - Indeks bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada awal pekan, Senin (20/10/2025). Investor fokus mencermati musim laporan keuangan sejumlah perusahaan besar, dan rilis data inflasi pada akhir pekan.
Dow Jones naik 89 poin atau 0,19 persen, S&P 500 menguat 20 poin atau 0,29 persen, dan Nasdaq tumbuh 97 poin atau 0,4 persen.
Fokus investor tertuju pada laporan keuangan dari sejumlah emiten jumbo seperti Tesla, Ford, General Motors, Netflix, Procter & Gamble, Coca-Cola, IBM, dan Intel.
Menurut data LSEG IBES, perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam indeks S&P 500 diperkirakan membukukan pertumbuhan laba 9,3 persen secara tahunan pada kuartal III-2025.
Sektor perbankan regional AS juga akan menjadi perhatian utama. Laporan keuangan sejumlah bank diperkirakan memberikan gambaran sektor tersebut setelah volatilitas pekan lalu yang dipicu kekhawatiran kredit sistemik.
Namun, laporan positif dari beberapa bank regional sebelumnya sempat meredakan kekhawatiran pasar.
"Isu kredit dan kebijakan perdagangan menunjukkan betapa rentannya kondisi pasar saat ini," ujar Chief Investment Officer GammaRoad Capital Partners, Jordan Rizzuto, dilansir Investing.com.
Di sisi kebijakan, Presiden AS Donald Trump kembali menghadirkan ketidakpastian setelah melonggarkan tarif terhadap China, jika Beijing melanjutkan pembelian produk pertanian seperti kedelai.
Namun, ia juga menuding China memperketat kontrol atas ekspor logam tanah jarang, yang berpotensi memperburuk hubungan perdagangan kedua negara.
Sementara itu, perhatian pasar juga tertuju pada laporan inflasi konsumen (CPI) yang dijadwalkan rilis Jumat (24/10/2025). Data ini menjadi indikator utama menjelang rapat kebijakan Federal Reserve pada 28-29 Oktober mendatang. Analis memperkirakan inflasi inti September tetap di level 3,1 persen.
Namun, penutupan sebagian aktivitas pemerintahan AS (shutdown) sejak 1 Oktober membuat sejumlah data ekonomi tertunda, termasuk data ketenagakerjaan.
“Laporan inflasi ini, dan juga yang akan datang, belum akan menjawab sepenuhnya bagaimana kebijakan perdagangan jangka panjang memengaruhi tekanan harga,” kata Rizzuto.
(Rahmat Fiansyah)