Wall Street Dibuka Menguat, Kerja Sama AMD dan OpenAI Jadi Katalis
Kabar kerja sama antara produsen chip Advanced Micro Devices (AMD) dan OpenAI memicu optimisme baru investor di sektor kecerdasan buatan.
IDXChannel - Tiga indeks Utama bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street dibuka menguat pada perdagangan Senin (6/10/2025) waktu setempat.
Sentimen positif datang dari kabar kerja sama antara produsen chip Advanced Micro Devices (AMD) dan OpenAI yang memicu optimisme baru investor di sektor kecerdasan buatan (AI).
Dow Jones naik 0,17 persen ke 46.836,90, S&P 500 tumbuh 0,27 persen ke 6.734,23, dan Nasdaq Composite menguat 0,46 persen ke 22.885,23.
Kontrak kemitraan tersebut menjadikan AMD sebagai pemasok chip untuk OpenAI, sehingga mendorong lonjakan harga saham AMD hingga 33,2 persen pada prapembukaan.
Kondisi ini berlangsung di tengah ketidakpastian politik akibat penutupan sebagian pemerintahan AS (government shutdown) yang memasuki hari keenam. Hal ini berimbas terhadap penundaan publikasi laporan ketenagakerjaan nonfarm payrolls (NFP).
Di sisi lain pelemahan pasar tenaga kerja AS memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada pertemuan berikutnya.
Meski begitu, ketidakpastian mengenai waktu publikasi data ekonomi yang tertunda masih menjadi faktor penghambat. Para analis menilai hal ini membuat musim laporan keuangan kuartal III yang dimulai pekan depan menjadi ujian penting bagi reli saham sepanjang tahun ini.
"Walau perhatian pasar kini tertuju pada shutdown, fokus investor akan segera beralih ke kinerja emiten dan kebijakan The Fed. Fundamental inilah yang menjadi katalis utama pergerakan pasar," kata Analis Investasi AS di eToro, Bret Kenwell, dilansir Investing, Senin (6/10/2025).
Sementara itu, saham rival AMD seperti Nvidia dan Broadcom masing-masing turun 0,8 persen dan 0,5 persen.
Tesla turut menguat 2,3 persen setelah mengumumkan rencana kegiatan pada Selasa melalui platform X.
Saham Critical Metals melesat 63,3 persen usai laporan Reuters menyebut pemerintahan Donald Trump tengah mempertimbangkan untuk mengambil saham di perusahaan tambang tersebut.
(NIA DEVIYANA)