Wall Street Dibuka Stagnan, Investor Tunggu Laporan Nvidia
Indeks bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street dibuka relatif stagnan pada perdagangan Rabu (27/8/2025) waktu setempat.
IDXChannel - Indeks bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street dibuka relatif stagnan pada perdagangan Rabu (27/8/2025) waktu setempat. Investor menantikan laporan keuangan Nvidia pada kuartal II-2025, sebagai tolok ukur melihat kinerja industri kecerdasan buatan.
Dow Jones Industrial Average naik 15 poin atau 0,1 persen. Sementara itu, indeks S&P 500 melemah 2 poin atau 0,1 persen, dan Nasdaq Composite turun 23 poin atau 0,1 persen.
Perdagangan pekan ini akan menjadi penutup bulan Agustus, yang secara historis dikenal berat bagi pasar saham. Namun, sepanjang bulan ini ketiga indeks utama mencatatkan kinerja positif. S&P 500 menguat 2 persen, Dow Jones naik 2,9 persen, dan Nasdaq menguat 2 persen.
Fokus investor tertuju pada kinerja Nvidia, yang akan merilis laporan keuangan kuartal kedua setelah penutupan perdagangan, dilansir Investing.
Berdasarkan data LSEG, pendapatan Nvidia diperkirakan naik 53 persen menjadi USD46 miliar. Kendati demikian, laju tersebut masih lebih rendah dibanding pertumbuhan tiga digit yang terjadi dalam beberapa kuartal terakhir.
Selain Nvidia, sejumlah laporan keuangan korporasi turut mewarnai perdagangan. Saham Kohl’s (NYSE:KSS) melonjak setelah perusahaan ritel tersebut menaikkan proyeksi laba tahunan berkat efisiensi biaya.
Sementara itu, saham MongoDB (NASDAQ:MDB), Okta (NASDAQ:OKTA), PVH (NYSE:PVH), dan Williams-Sonoma (F:WSM) juga menguat usai melaporkan hasil kinerja yang melampaui ekspektasi analis.
Di sisi lain, saham Canada Goose (NYSE:GOOS) terdongkrak setelah laporan CNBC menyebutkan Bain Capital menerima tawaran untuk membawa produsen barang mewah itu untuk 'go private'.
Dari pasar energi, harga minyak mentah kembali stabil setelah sempat melemah tajam pada perdagangan sebelumnya. Kontrak berjangka Brent naik 0,2 persen menjadi USD66,83 dolar per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) menguat 0,3 persen ke level USD63,45 dolar per barel.
(Rahmat Fiansyah)