Wall Street Dibuka Variatif, Investor Pantau Tarik Ulur Negosiasi Tarif Dagang
Indeks bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street dibuka variatif pada Selasa (22/7/2025).
IDXChannel - Indeks bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street dibuka variatif pada Selasa (22/7/2025). Pelaku pasar mencermati perkembangan pembicaraan negosiasi dagang AS dengan negara mitra, dan laporan keuangan kuartal kedua sejumlah emiten besar.
Dow Jones Industrial Average naik 0,19 persen ke 44.405,56, S&P 500 menguat 0,08 persen ke 6.310,61, dan Nasdaq Composite melemah 0,10 persen ke 20.952,56.
Penguatan S&P 500 terjadi setelah Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengumumkan rencana pertemuan dengan mitranya dari China pada pekan depan. Pertemuan tersebut dikabarkan akan membahas kemungkinan perpanjangan tenggat tarif yang dijadwalkan berlaku pada 12 Agustus 2025.
"Kualitas kesepakatan dagang lebih diutamakan," kata Bessent pada Senin, dilansir dari laman Investing, Selasa (22/7/2025).
Pemerintah AS diketahui menghadapi tenggat 1 Agustus 2025 untuk menerapkan tarif terhadap sejumlah mitra dagang utama.
Namun, pembicaraan ini dikabarkan mengalami hambatan. Uni Eropa tengah mempertimbangkan tindakan balasan terhadap AS, sementara harapan untuk kesepakatan sementara dengan India mulai memudar, menurut pejabat pemerintah India.
Tekanan dari tarif mulai terasa di kalangan perusahaan besar. General Motors (GM) melaporkan penurunan laba inti kuartal kedua sebesar 32 persen menjadi USD3 miliar. GM menyebut beban tarif sebesar USD1,1 miliar sebagai salah satu faktor utama.
Saham GM turun 2,3 persen pada pra-pembukaan, sedangkan Ford ikut melemah 0,7 persen.
Perusahaan pertahanan RTX memangkas proyeksi laba 2025 akibat dampak perang tarif, memicu penurunan sahamnya sebesar 1 persen.
Analis memperkirakan laba perusahaan-perusahaan konstituen S&P 500 akan tumbuh 6,7 persen pada kuartal kedua, dipimpin oleh sektor teknologi, menurut data LSEG. Alphabet dan Tesla dijadwalkan merilis laporan keuangan pada Rabu sebagai pembuka musim laporan dari saham-saham yang tergabung dalam 'Magnificent Seven'.
Saham Tesla menguat 0,1 persen pada prapembukaan meskipun secara year-to-date turun sekitar 19 persen. Penurunan ini berkaitan dengan isu politik CEO Elon Musk serta tantangan bisnis inti perusahaan.
Sementara itu, pelaku pasar memprediksi kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed pada September mencapai 56 persen.
(Dhera Arizona)