Wall Street Ditutup di Zona Hijau Dipicu Rebound Saham Teknologi
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup naik tajam pada perdagangan Selasa (5/10/2021) waktu AS.
IDXChannel - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup naik tajam pada perdagangan Selasa (5/10/2021) waktu AS. Hal itu dipicu rebound saham-saham teknologi seperti Microsoft dan Apple.
Melansir Reuters, Dow Jones Industrial Average naik 0,92% menjadi berakhir pada 34.314,67, S&P 500 naik 1,05% menjadi 4.345,73, dan Nasdaq Composite naik 1,25% menjadi 14.433,83.
Saham Netflix menguat hingga 2%, sementara saham Apple dan Alphabet (induk usaha Google) kompak melompat hingga 1%. Sementara itu, saham Facebook naik 1% setelah kemarin anjlok hingga 5% karena gangguan layanan di tingkat global.
Saham yang terkait dengan pemulihan ekonomi seperti peritel dan perbankan juga menguat. Demikian juga dengan saham energi setelah harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) bercokol di level USD 78.25/barrel. Saham ExxonMobil dan Chevron lompat 1% lebih.
Pada Senin, Dow Jones ditutup ambles lebih dari 300 poin, S&P 500 drop 1,3% dan Nasdaq memimpin pelemahan dengan koreksi 2,14%. Saham teknologi terkoreksi menyusul kenaikan imbal hasil (yield) obligasi tenor 10 tahun-yang menjadi acuan pasar-ke level 1,5%.
Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 diperdagangkan lebih tinggi. Sektor energi dan teknologi memimpin kenaikan, sementara sektor properti dan utilitas defensif tertinggal sebagai tanda bahwa investor secara bertahap bergerak ke arah pengambilan risiko yang lebih besar.
David Bahnsen, Kepala Investasi di Bahnsen Group mengatakan investor tak perlu khawatir dengan penurunan pasar yang sederhana ini, sebab banyak sektor penopang selain teknologi seperti perbankan.
"Sektor energi telah mengungguli pasar selama periode paling bergejolak tahun ini dengan selisih yang lebar. Rotasi dan pergeseran kepemimpinan sedang terjadi selama pertarungan volatilitas pasar baru-baru ini dan ini bukan sekadar risk off vs. risiko pada cerita," katanya dikutip Reuters, Rabu (6/10/2021).
Sebagian besar saham teknologi terpukul pada hari Senin karena imbal hasil Treasury AS berdetak lebih tinggi di tengah kekhawatiran tentang potensi default utang pemerintah AS.
Presiden Joe Biden mengatakan pemerintah federal dapat melanggar batas utang USD28,4 triliun dalam default bersejarah kecuali Partai Republik bergabung dengan Demokrat dalam pemungutan suara untuk menaikkannya dalam dua minggu ke depan.
"Beberapa investor gugup atas hasil plafon utang, saya tentu tidak berpikir kita akan gagal bayar. Dan faktor ketakutan itu kemungkinan akan berkurang dalam beberapa hari ke depan," kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities New York.
Investor sekarang menantikan rilis data ketenagakerjaan AS pada September di hari Jumat yang dapat membuka jalan bagi pengurangan program pembelian aset Federal Reserve AS atau The Fed.
Disisi lain pengetatan kebijakan moneter, ada peningkatan belanja konsumen, aktivitas pabrik yang dipercepat dan pertumbuhan inflasi yang meningkat. Data dari Institute for Supply Management menunjukkan indeks aktivitas non-manufaktur AS naik tipis ke angka 61,9 bulan lalu dari 61,7 pada Agustus. (TIA)