Wall Street Ditutup Hijau, Nasdaq Naik 2,6 Persen
Bursa saham AS di Wall Street terpantau ditutup menguat pada perdagangan Jumat (6/1) waktu setempat.
IDXChannel - Bursa saham Amerika Serikat di Wall Street terpantau menguat pada perdagangan Jumat (6/1/2023). Hal tersebut terimbas laporan ketenagakerjaan Desember 2022 dan sejumlah laporan ekonomi yang memberi sinyal inflasi mulai melandai.
Kondisi yang membaik itu juga disebut sejumlah pihak tak lepas dari kebijakan kenaikan suku bunga Federal Reserve yang dinilai berhasil.
Dow Jones Industrial Average meningkat 700,53 poin, atau 2,13% ke 33.630,61. S&P 500 menguat 86,98 poin, atau 2,28%, menjadi 3.895,08. Nasdaq bertambah 2,6% menjadi 10.569,29.
Dikutip dari Reuters (7/1), penutupan akhir pekan ini merupakan yang terbaik untuk Dow dan S&P 500 sejak 30 November dan yang terbaik untuk Nasdaq sejak 29 Desember.
Di sisi lain, investor beranggapan bahwa perlambatan pertumbuhan upah tenaga kerja AS akan membuat Federal Reserve melonggarkan agresivitas kenaikan suku bunganya.
Sejumlah saham terpantau mengalami penguatan ketika indeks manajer pembelian non-manufaktur ISM menunjukkan bahwa industri jasa berkontraksi pada bulan Desember 2022.
Semua indeks S&P 500 utama naik dan dipimpin kenaikan indeks sektor material 3,44%. Sektor teknologi naik 2,99%. Sektor kesehatan naik 0,89% diikuti kenaikan sektor energi 1,68%.
Sektor bahan pokok konsumen naik dengan didorong oleh Costco Wholesale Corp yang harga sahamnya melesat 7% pasca perusahaan melaporkan pertumbuhan penjualan yang kuat di bulan Desember 2022.
Harga saham Biogen Inc ditutup naik 2,8% setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan AS pada hari Jumat menyetujui lecanemab obat Alzheimer yang dikembangkan oleh Eisai Co Ltd dan Biogen untuk pasien pada tahap awal.
Harga saham Pfizer Inc naik 2,5% setelah laporan pembicaraan dengan China untuk mendapatkan lisensi yang akan memungkinkan produsen obat dalam negeri untuk memproduksi dan mendistribusikan versi generik dari obat antivirus COVID-19 Paxlovid milik Pfizer di China.
Selanjutnya harga saham Bed Bath & Beyond Inc anjlok 22% setelah Reuters melaporkan bahwa peritel perlengkapan rumah ini sedang bersiap untuk mencari perlindungan kebangkrutan dalam beberapa minggu mendatang.
(IND)