Wall Street Ditutup Koreksi, Imbas Sentimen Perang dan Data Lapangan Kerja
Wall Street berakhir lebih rendah pada akhir perdagangan Jumat waktu setempat, atau Sabtu (5/3/2022) hari ini.
IDXChannel - Wall Street berakhir lebih rendah pada akhir perdagangan Jumat waktu setempat, atau Sabtu (5/3/2022) hari ini. Penurunan ini disebabkan oleh dua sentimen utama, yakni perang di Ukraina dan pertumbuhan data pekerja sebulan lalu.
Dikutip dari Reuters, Dow Jones Industrial Average turun 0,53% pada 33.614,8 poin, sedangkan S&P 500 kehilangan 0,79% menjadi 4.328,87. Kemudian Nasdaq Composite turun 1,66% menjadi 13.313,44.
Sebagian besar dari 11 indeks sektor S&P utama turun. Sektor keuangan justru anjlok hingga 2% karena investor khawatir tentang menanggapi sanksi Barat terhadap Moskow, yang dinilai dapat mempengaruhi sistem keuangan internasional.
Sepanjang pekan ini, S&P 500 dan Dow telah mengalami penurunan sebanyak turun 1,3%, sedangkan Nasdaq sebesar 2,8%. Sementara Indeks bank S&P 500 turun 3,35%, yang telah terkoreksi sepanjang pekan ini sebanyak 9%, penurunan terburuk sejak Juni 2020.
Laporan ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja yang diawasi ketat menunjukkan pekerjaan tumbuh lebih dari yang diharapkan 678.000 bulan lalu dan tingkat pengangguran turun menjadi 3,8%, terendah sejak Februari 2020.
"Tiga atau empat minggu yang lalu, kami akan berpikir bahwa ini adalah angka yang sangat penting. Tetapi mengingat latar belakang dan keseluruhan peristiwa yang terjadi di Eropa, ternyata tidak," kata kepala manajemen portofolio di Horizon Investments di Charlotte, Zachary Hill.
Kemudian, ekuitas secara global melemah, dengan aset safe-haven dalam permintaan setelah pasukan Rusia merebut pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa dalam apa yang disebut Washington sebagai serangan sembrono yang berisiko menimbulkan bencana.
"Potensi eskalasi dalam perang panas, potensi dampak pertumbuhan di Eropa dan secara lebih luas, dan efek tak terduga pada saluran komoditas dan inflasi menghabiskan semua waktu dan energi investor," kata Hill.
Tak hanya itu, saham-saham teknologi juga mengalami penurunan besar sepekan ini. Saham Amazon.com Inc, Apple Inc, pemilik Google-Alphabet Inc dan Microsoft Corp semuanya kehilangan lebih dari 1%.
Krisis di Ukraina mendorong stok energi karena harga minyak mentah dan komoditas lainnya menguat didukung sanksi terhadap Rusia, produsen minyak utama. Sektor energi S&P 500 melonjak 2,85% dan naik sekitar 9% untuk minggu ini.
Saham pertumbuhan yang bernilai tinggi telah menghadapi beban aksi jual baru-baru ini, dengan indeks pertumbuhan S&P 500 turun 1,3% pada hari Jumat. Indeks nilai turun 0,3%. (TYO)