Wall Street Ditutup Lesu, Nasdaq cs Kompak Turun di Bawah 1 Persen
S&P 500 turun 0,33 persen dan mengakhiri sesi pada level 5.693,31 poin. Nasdaq turun 0,53 persen menjadi 17.804,03 poin.
IDXChannel -Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Kamis (27/3). Indeks S&P 500 ditutup melemah karena investor khawatir dengan pengumuman tarif perdagangan terbaru Presiden AS Donald Trump yang berdampak pada saham General Motors (NYSE:GM) dan Ford.
Sebagaimana diketahui, Trump pada Rabu (26/3) lalu mengumumkan rencananya untuk menerapkan tarif sebesar 25 persen pada mobil dan truk ringan impor yang berlaku mulai tanggal 3 April, sementara bea masuk pada suku cadang mobil dimulai pada tanggal 3 Mei.
Investor juga bersiap menghadapi gelombang tarif timbal balik yang direncanakan Trump untuk diumumkan, meskipun presiden telah mengisyaratkan mungkin ada ruang untuk fleksibilitas.
Melansir Investing, S&P 500 turun 0,33 persen dan mengakhiri sesi pada level 5.693,31 poin. Nasdaq turun 0,53 persen menjadi 17.804,03 poin, sementara Dow Jones Industrial Average turun 0,37 persen menjadi 42.299,70 poin.
Dalam sesi yang bergejolak di Wall Street, General Motors anjlok lebih dari 7 persen dan Ford merosot 3,9 persen. Produsen suku cadang mobil Aptiv (NYSE:APTV) dan BorgWarner (NYSE:BWA) masing-masing merugi sekitar 5 persen.
Tesla (NASDAQ:TSLA) naik tipis 0,4 persen, dengan investor bertaruh bahwa pembuat kendaraan listrik itu tidak akan terlalu dirugikan oleh tarif karena sebagian besar produksinya di dalam negeri.
Sementara, Apple (NASDAQ:AAPL) naik 1,05 persen, membantu membatasi kerugian S&P 500. Kebijakan perdagangan Trump yang tidak menentu telah menciptakan ketidakpastian di Wall Street, karena investor khawatir akan potensi gangguan pada rantai pasokan, investasi yang terhambat, dan momok inflasi yang mengancam pertumbuhan ekonomi global.
"Investor benar-benar berhati-hati dan waspada terhadap Trump dan kebijakannya. Bahkan lebih dari sekadar kebijakan, hanya perubahan sikap yang terus-menerus," kata Jed Ellerbrock, seorang manajer portofolio di Argent Capital di St. Louis, Missouri.
Adapun, investor pada Jumat (28/3) ini akan fokus pada indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi Februari yang merupakan pengukur inflasi yang disukai The Fed.
(kunthi fahmar sandy)