Wall Street Ditutup Melemah Diterpa Kekhawatiran Inflasi dan Kebijakan The Fed
Sedikit katalis untuk mempengaruhi sentimen investor menjelang pertengahan tahun ini juga menjadikan Wall Street melemah setelah terombang-ambing di awal sesi.
IDXChannel – Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada perdagangan Senin (27/6/2022). Kekhawatiran pelaku pasar terhadap inflasi dan pengetatan kebijakan The Fed menjadi sejumlah faktor yang mewarnai bursa AS.
Selain itu, sedikit katalis untuk mempengaruhi sentimen investor menjelang pertengahan tahun ini. Hal itu menyebabkan indeks saham utama AS melemah setelah terombang-ambing di awal sesi.
The Dow Jones Industrial Averaga (.DJI) jatuh 0,2 persen menjadi 31.438,26. Sementara S&P 500 (.SPX) melemah 0,3 persen menjadi 3.900,11 dan Nasdaq (.IXIC) terkontraksi 0,8 persen menjadi 11.514,57.
Pelemahan terdalam terjadi pada saham-saham yang sensitif terhadap suku bunga, seperti Amazon.com (AMZN.O), Microsoft Corp (MSFT.O), dan Alphabet Inc (GOOGL.O). Ketiga saham itu memberikan beban terberat yang menyeret bursa AS bergerak ke zona merah.
“Alasan kurangnya arah minggu ini dan minggu depan karena investor mencari apa yang akan terjadi pada periode pelaporan keuangan kuartal kedua,” ujar Sam Stovall, kepala strategi investasi CFRA Research seperti dikutip dari Reuters pada Selasa (28/6/2022).
Ketiga indeks AS berada pada jalur penurunan kedua dalam kuartalan berturut-turut untuk pertama kalinya sejak 2015. Di sisi lain, pasar AS juga tampak akan membukukan kerugian pada Juni, yang menandakan penurunan tiga bulan berturut-turut untuk Nasdaq yang sarat dengan saham teknologi, di mana bakal menjadi penurunan beruntun terpanjang sejak 2015.
Sementara itu, lanjut Stovall, S&P berada di jalur untuk melaporkan penurunan harga terburuk kelima sejak 1962 pada hari Jumat lalu. Dia menyebut setiap kali SPX naik lebih dari 20 persen dalam setahun, penurunan rata-rata mencapai 11 persen relatif pada awal tahun baru.
“Dan semua tahun di mana penurunan dimulai di paruh pertama kembali ke titik impas sebelum tahun itu tiba, keluar. Tidak ada jaminan akan terjadi pada tahun ini, meskipun pasar bisa bergerak mengejutkan kita,” ujarnya. (FRI)