MARKET NEWS

Wall Street Ditutup Melemah Imbas Sentimen Tarif Trump

Rahmat Fiansyah 12/07/2025 06:43 WIB

Wall Street ditutup melemah terseret penurunan saham Meta dan meningkatnya ketidakpastian terkait kebijakan tarif Presiden Donald Trump.

Wall Street ditutup melemah terseret penurunan saham Meta dan kebijakan tarif Presiden Donald Trump. (Foto: iNews Media Group)

IDXChannel - Wall Street ditutup melemah pada Jumat (11/7/2025), terseret penurunan saham Meta dan meningkatnya ketidakpastian terkait kebijakan tarif Presiden Donald Trump.

Trump mengumumkan rencana tarif baru sebesar 35 persen terhadap impor dari Kanada mulai bulan depan, serta tarif menyeluruh 15–20 persen terhadap sebagian besar mitra dagang AS. 

Hal ini menyusul kebijakan tarif 50 persen terhadap Brasil pada sehari sebelumnya dan Uni Eropa dikhawatirkan terkena tindakan serupa.

“Peningkatan retorika soal tarif, termasuk terhadap Brasil dan Kanada minggu ini, benar-benar meningkatkan kecemasan,” ujar Equity Sales Trader Rosenblatt Securities, Michael James dikutip dari Reuters, Sabtu (12/7/2025).

S&P 500 turun 0,33 persen ke level 6.259,75 sementara Nasdaq melemah 0,22 persen ke 20.585,53. Adapun Dow Jones tertekan 0,63 persen ke ke 44.371,51.

Volume perdagangan lebih rendah dari biasanya, hanya 15,4 miliar saham dibanding rata-rata 18,3 miliar saham dalam 20 sesi terakhir. Untuk sepekan, S&P 500 terkoreksi 0,3 persen, Dow melemah 1 persen, dan Nasdaq turun 0,1 persej. Sepanjang 2025, S&P 500 masih naik sekitar 6 persen.

Saham Nvidia (NVDA.O) naik 0,5 persen ke rekor tertinggi dengan valuasi tembus USD4,02 triliun AeroVironment dan Kratos Defense naik sekitar 11 persen usai perintah Menteri Pertahanan AS meningkatkan produksi drone.

Levi Strauss melonjak 11 persen setelah merevisi naik proyeksi pendapatan dan laba tahunan. Sementara Kraft Heinz naik 2,5 persen setelah laporan WSJ bahwa perusahaan berencana memecah unit usahanya. Meta turun 1,3 persen setelah laporan kemungkinan denda baru dari Uni Eropa.

Investor kini fokus ke musim laporan keuangan kuartal II-2025, dengan perhatian pada dampak fluktuasi kebijakan tarif Trump. JPMorgan, Netflix, dan Johnson & Johnson dijadwalkan merilis kinerja pekan depan.

Menurut data LSEG I/B/E/S, laba emiten dalam S&P 500 diperkirakan naik rata-rata 5,7 persen secara tahunan, didorong sektor teknologi, namun tertekan oleh sektor energi, consumer staples, dan consumer discretionary.

“Ekspektasi laba tampaknya agak rendah. Gangguan dari isu tarif kemungkinan mengganggu beberapa pendapatan kuartal ini,” ujar Chief Investment Officer Landsberg Bennett Private Wealth, Michael Landsberg.

>

(Rahmat Fiansyah)

SHARE