MARKET NEWS

Wall Street Ditutup Melemah, Investor Cermati Prospek Suku Bunga The Fed dan Lapkeu Nvidia

Febrina Ratna Iskana 26/08/2025 07:22 WIB

Wall Street ditutup melemah pada Senin (25/8/2025) waktu setempat karena perhatian investor tertuju pada prospek suku bunga AS dan laporan keuangan Nvidia.

Wall Street Ditutup Melemah, Investor Cermati Prospek Suku Bunga The Fed dan Lapkeu Nvidia. (Foto: AP Photo)

IDXChannelIndeks saham Wall Street ditutup melemah pada Senin (25/8/2025) waktu setempat karena perhatian investor tertuju pada prospek suku bunga AS dan laporan keuangan kuartalan produsen chip AI Nvidia.  

S&P 500 melemah 0,43 persen dan mengakhiri sesi di level 6.439,32 poin. Sementara itu, Nasdaq turun 0,22 persen menjadi 21.449,29 poin, dan Dow Jones Industrial Average turun 0,77 persen menjadi 45.282,47 poin.

Sembilan dari 11 indeks sektor S&P 500 melemah, dipimpin oleh saham-saham kebutuhan pokok konsumen yang turun 1,62 persen, diikuti oleh penurunan 1,44 persen di sektor perawatan kesehatan.

>

Padahal pada Jumat pekan lalu, saham-saham di Bursa AS melonjak setelah Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, mengisyaratkan penurunan suku bunga dapat dipertimbangkan pada pertemuan bank sentral September saat berbicara di Simposium Jackson Hole. Dia beralasan adanya pelemahan pasar tenaga kerja yang terjadi baru-baru ini.

"Pasar masih terpengaruh oleh Jackson Hole. Investor sedang beristirahat sejenak," kata CEO Longbow Asset Management di Tulsa, Jake Dollarhide, seperti dilansir dari Investing, Selasa (26/8/2025).

Adapun Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi, yang menjadi ukuran inflasi pilihan The Fed, akan dirilis pada Jumat mendatang, sementara data resmi penggajian non-pertanian diharapkan akan dirilis pekan depan.

Laporan-laporan ini akan sangat penting, terutama setelah Powell mengatakan penurunan suku bunga belum pasti. "Fokus saat ini adalah pasar tenaga kerja," kata Direktur Investasi di Cetera Investment Management, Brian Klimke.

"Pasar tenaga kerja kita sedang sedikit terguncang dan ekonomi sedang melemah, jadi The Fed perlu bertindak cepat dan mereka juga menyadarinya,” sambungnya.

Di sisi lain, saham Nvidia naik 1 persen menjelang laporan kuartalannya pada Rabu besok, yang akan menjadi salah satu peristiwa yang paling diperhatikan Wall Street minggu ini dan ujian krusial bagi perdagangan AI yang sedang panas.

Dengan Nvidia menguasai sekitar 8 persen dari S&P 500, laporan keuangan dari perusahaan paling berharga di dunia itu memengaruhi banyak orang Amerika yang menggunakan dana investasi indeks untuk menabung untuk masa pensiun.

"Ini adalah peristiwa yang sangat penting dari sudut pandang pelaku pasar," kata Manajer Portofolio di Simplify Asset Management, Michael Green.

Komentar Powell pada Jumat pekan lalu turut mendorong perusahaan-perusahaan pialang besar untuk merevisi ekspektasi mereka, dengan Barclays, BNP Paribas, dan Deutsche Bank saat ini melihat pengurangan biaya pinjaman sebesar 25 basis poin bulan depan.

Para pedagang kini melihat peluang 84 persen untuk penurunan suku bunga The Fed pada bulan September, menurut perangkat FedWatch CME Group. Pernyataan dari para pembuat kebijakan John Williams dan Lorie Logan nanti akan dicermati untuk melihat apakah mereka sependapat dengan pandangan kebijakan Powell.

Pada Senin, Jefferies menjadi perusahaan pialang terbaru yang menaikkan target akhir tahun untuk S&P 500.

Adapun saham perusahaan minuman Keurig Dr Pepper anjlok 11,5 persen setelah mengatakan akan membeli JDE Peet's senilai USD18,4 miliar secara tunai.

Peritel furnitur RH dan Wayfair masing-masing turun lebih dari 5 persen setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Jumat lalu bahwa pemerintahannya akan menyelidiki tarif impor furnitur.

Intel turun 1 persen setelah Trump mengatakan pemerintah AS akan mengambil alih saham produsen cip tersebut. Ia juga mengatakan akan membuat kesepakatan lain yang serupa dengan yang dilakukan dengan Intel.

Volume perdagangan di bursa saham AS relatif rendah, dengan 14,2 miliar lembar saham diperdagangkan, dibandingkan dengan rata-rata 17,1 miliar lembar saham selama 20 sesi sebelumnya.

Saham yang turun jumlahnya lebih banyak daripada saham yang naik di S&P 500 dengan rasio 4,0 banding satu. Adapun, S&P 500 mencatat 17 titik tertinggi baru dan tidak ada titik terendah baru; Nasdaq mencatat 125 titik tertinggi baru dan 39 titik terendah baru.

(Febrina Ratna Iskana)

SHARE