Wall Street Ditutup Melemah Jelang Pilpres AS
Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup lebih rendah pada perdagangan Senin (4/11/2024) waktu setempat.
IDXChannel - Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup lebih rendah pada perdagangan Senin (4/11/2024) waktu setempat. Para pelaku pasar memilih berhati-hati alias wait and see menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 5 November.
Mengutip Investing, ketiga indeks utama Wall Street tertekan. Dow Jones Industrial Average anjlok 257 poin atau 0,61 persen ke 41,794, indeks S&P 500 turun 0,28 persen ke 5,712, dan NASDAQ Composite melemah 0,31 persen ke 18,182.
Banyak pelaku pasar yang gelisah sebelum pemilihan presiden pada hari Selasa, dengan jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan Donald Trump dan Kamala Harris bakal bersaing ketat. Kenaikan dolar dan imbal hasil Treasury baru-baru ini menunjukkan investor memosisikan diri untuk kemenangan Trump, yang diharapkan akan menghasilkan kebijakan yang mendorong inflasi.
Analis mengindikasikan bahwa hasilnya dapat berdampak signifikan pada kinerja pasar, terutama sektor Big Tech. Secara khusus, menurut Tim Analis Wedbush, kemenangan Trump menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku pasar karena kemungkinan meningkatnya tensi konflik antara AS dan China lewat peningkatan tarif.
"Perubahan besar dalam tarif dan sikap yang lebih keras terhadap China, kami yakini akan berdampak signifikan pada rantai pasokan Nvidia dan kemungkinan besar juga dampak pembalasan Beijing terhadap Apple atau Tesla sehingga memperlambat laju Revolusi AI," kata tim yang dipimpin oleh Dan Ives dalam risetnya.
Di samping itu, pelaku pasar juga akan mencermati komentar dari The Fed mengenai rencananya untuk pemangkasan suku bunga di masa mendatang, terutama mengingat data terkini yang menunjukkan ketahanan ekonomi AS dan inflasi yang tinggi, yang meredam prospek penurunan suku bunga.
"Kami memperkirakan FOMC akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) minggu depan, dan fokusnya adalah pada potensi perubahan pernyataan dan konferensi pers dengan Ketua Powell," kata UBS baru-baru ini.
Namun, Ketua Fed, Jerome Powell kemungkinan tidak akan berkomitmen pada kecepatan pelonggaran moneter tertentu, mengingat bank sentral sejauh ini mempertahankan pendekatan kebijakan yang didorong oleh data.
(Rahmat Fiansyah)