Wall Street Ditutup Melemah, Saham Tesla Anjlok di Tengah Ketegangan Musk-Trump
Saham produsen mobil listrik Tesla turun lebih dari 14 persen dalam volume perdagangan yang tinggi seiring meningkatnya perseteruan Musk dengan Trump.
IDXhannel - Indeks utama Wall Street ditutup melemah pada Kamis (5/6/2025) waktu setempat. Penurunan saham Tesla (NASDAQ:TSLA) menjadi sorotan selain pembicaraan tarif antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping.
Dow Jones Industrial Average turun 108,00 poin atau 0,25 persen menjadi 42.319,74. S&P 500 kehilangan 31,51 poin atau 0,53 persen ke 5.939,30, sedangkan Nasdaq Composite turun 162,04 poin atau 0,83 persen menjadi 19.298,45.
Saham produsen mobil listrik Tesla turun lebih dari 14 persen dalam volume perdagangan yang tinggi seiring meningkatnya perseteruan terbuka antara CEO Elon Musk dan Trump.
Saham Tesla telah melemah dalam empat dari lima sesi terakhir. Perusahaan tersebut kehilangan sekitar USD150 miliar nilai pasar sejak Trump dan Musk mulai berkonflik.
Musk belakangan ini meningkatkan kritik terhadap undang-undang perpajakan besar-besaran yang digagas Trump, sementara Trump menuduh Musk kesal karena undang-undang tersebut menghapus insentif pajak untuk pembelian kendaraan listrik.
"Dampaknya terhadap saham Tesla sudah jelas," kata manajer portofolio di Stanphyl Capital, Mark Spiegel, dilansir Investing.
Sebelumnya, investor menaruh perhatian pada kabar bahwa Trump dan pemimpin China saling memberi undangan untuk melakukan kunjungan kenegaraan, sebagaimana tercantum dalam ringkasan pembicaraan telepon mereka pada Kamis dari pihak AS dan China.
Perselisihan terbaru terkait mineral penting sempat mengancam merusak gencatan senjata dagang antara dua ekonomi terbesar dunia ini.
"Pergerakan pasar belakangan ini semakin menunjukkan bahwa dengan pergeseran kebijakan ekonomi, serta meningkatnya sensitivitas terhadap geopolitik dan berita utama, pasar saham akan mengalami volatilitas dan pergerakan yang lebih cepat dibandingkan siklus sebelumnya," ujar co-head manajemen portofolio ekuitas fundamental di GSAM, Katherine Bordlemay.
Data sektor jasa dan tenaga kerja swasta AS yang lebih lemah dari perkiraan memicu kekhawatiran perlambatan ekonomi akibat ketidakpastian perdagangan, dengan fokus investor tertuju pada laporan ketenagakerjaan nonpertanian (nonfarm payrolls) yang akan dirilis pada Jumat.
Data klaim pengangguran awal pada Kamis menunjukkan, warga Amerika yang mengajukan aplikasi baru untuk tunjangan pengangguran meningkat untuk minggu kedua berturut-turut.
Presiden Bank Federal Reserve Kansas City, Jeff Schmid, menyatakan kekhawatirannya bahwa tarif bisa memicu kembali inflasi, dengan mengatakan bahwa tekanan harga yang meningkat mungkin akan terlihat dalam beberapa bulan mendatang. Namun, dampak penuhnya belum akan diketahui dalam waktu dekat.
Komentar ini menunjukkan bahwa Schmid kemungkinan besar cenderung mempertahankan suku bunga kebijakan The Fed pada pertemuan 17-18 Juni mendatang, sebagaimana yang diperkirakan secara luas, bahkan mungkin untuk periode setelahnya.
Meski mendapat desakan dari Trump untuk memangkas suku bunga, Ketua The Fed Jerome Powell hingga kini memilih menahan suku bunga, sambil menunggu data lebih lanjut untuk mengambil keputusan kebijakan di tengah volatilitas akibat tarif.
(NIA DEVIYANA)