Wall Street Ditutup Melemah Tertekan Sentimen Suku Bunga The Fed
Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Kamis (6/10/2022) waktu setempat. karena kekhawatiran terhadap kebijakan suku bunga The Fed.
IDXChannel – Indeks Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Kamis (6/10/2022) waktu setempat. Itu karena meningkatnya kekhawatiran pelaku pasar terhadap kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed) yang agresif.
Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 346,93 poin, atau 1,15%, menjadi 29.926,94, S&P 500 (.SPX) kehilangan 38,76 poin, atau 1,02%, menjadi 3.744,52 dan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 75,33 poin, atau 0,68%, menjadi 11.073,31.
Pasar secara singkat berada dalam sentimen positif kala data klaim pengangguran mingguan naik paling tinggi dalam empat bulan pekan lalu. Hal itu membawa secercah harapan The Fed dapat melonggarkan kenaikan suku bunga tercepat dan tertinggi dalam beberapa dekade terakhir.
Namun, Presiden Fed Chicago Charles Evans dalam pernyataan terbaru mengatakan pembuat kebijakan berharap untuk menaikan suku bunga 125 basis poin sebelum akhir tahun karena laju inflasi yang mengecewakan.
"Pasar perlahan-lahan menerima pesan The Fed," kata Jason Pride, kepala investasi untuk kekayaan pribadi di Glenmede di Philadelphia.
"Ada kemungkinan bahwa Fed menaikan suku bunga lebih lanjut mendorong ekonomi ke dalam resesi untuk menurunkan inflasi. Kami tidak berpikir pasar telah sepenuhnya memahami ini,” ujarnya dilansir dari Reuters, Jumat (7/10/2022).
Dalam resesi, rata-rata terjadi penurunan 15% terhadap pendapatan yang berpotensi menyebabkan pasar jatuh lebih dalam. Sejauh ini, S&P 500 telah turun 22% dari puncaknya pada 3 Januari 2022.
Meskipun penurunan hari itu, tiga indeks utama siap untuk membukukan kenaikan mingguan setelah reli tajam pada hari Senin dan Selasa.
Pasar tenaga kerja tetap ketat bahkan ketika permintaan mulai lesu di tengah tingkat pengangguran yang lebih tinggi. Pada hari Jumat ini, laporan nonfarm payrolls pekerjaan AS untuk bulan September akan membantu investor mengukur kebijakan suku bunga The Fed.
Pasar uang memperkirakan terdapat kemungkinan sebesar 86% The Fed akan menaikan suku bunga 75 basis poin keempat kalinya secara berturut-turut ketika para pembuat kebijakan bertemu pada 1-2 November mendatang.
Dave Sekera, kepala strategi pasar AS di Morningstar Inc (MORN.O), mengatakan pertumbuhan akan tetap lamban untuk masa mendatang dan kemungkinan tidak akan meningkat kembali hingga paruh kedua tahun 2023, tetapi dia tidak melihat penurunan tajam.
"Kami tidak memperkirakan resesi," kata Sekera. "Pasar mencari kejelasan kapan mereka berpikir aktivitas ekonomi akan kembali meningkat dan membuat rebound berkelanjutan itu.
"Mereka juga mencari bukti kuat bahwa inflasi akan mulai benar-benar tren turun, bergerak kembali ke target 2% Fed," katanya.
Sepuluh dari 11 sektor utama S&P 500 turun, dipimpin oleh penurunan 3,3% dalam real estat (.SPLRCU). Indeks lainnya juga turun, termasuk semikonduktor (.SOX), small caps (.RUT) dan transportasi Dow Jones (.DJT). Saham pertumbuhan (.IGX) turun 0,76%, sedangkan nilai (.IVX) turun 1,18%.
Energi (.SPNY) adalah satu-satunya pemenang dengan kenaikan 1,8%. Hal itu sejalan dengan melesatnya harga minyak setelah OPEC+ memutuskan memangkas produksi sebesar 2 juta barel per hari (bph), pengurangan terbesar sejak 2020.
Di sisi lain, saham Tesla Inc (TSLA.O) turun 1,1% karena Apollo Global Management Inc (APO.N) dan Sixth Street Partners, yang tidak melanjutkan pembicaraan dengan Elon Musk terkait kesepakatan membeli Twitter senilai USD44 miliar.
Kemudian saham Alphabet Inc (GOOGL.O) ditutup pada dasarnya datar setelah peluncuran ponsel baru Google dan jam tangan pintar pertamanya.
Volume di bursa AS pada Kamis (6/10/2022) mencapai 10,57 miliar saham, lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata 11,67 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
(FRI)