MARKET NEWS

Wall Street Ditutup Menguat Didorong Saham-Saham Chip

Kunthi Fahmar Sandy 09/09/2025 06:13 WIB

Dow Jones Industrial Average naik 114 poin, atau 0,3 persen, sementara S&P 500 naik 0,2 persen dan NASDAQ Composite naik 0,5 persen

Wall Street Ditutup Menguat Didorong Saham-Saham Chip (FOTO:iNews Media Group)

IDXChannel - Bursa Saham AS atau Wall Street berakhir menguat, indeks Nasdaq melonjak ke rekor penutupan tertinggi pada hari Senin. Hal ini didorong oleh saham-saham chip karena investor menunggu data inflasi penting yang akan dirilis akhir pekan ini.

Dilansir dari laman Investing Selasa (9/9/2025), pada pukul 16.00 ET (20.00 GMT), Dow Jones Industrial Average naik 114 poin, atau 0,3 persen, sementara S&P 500 naik 0,2 persen dan NASDAQ Composite naik 0,5 persen, ditutup pada rekor 21.798,70.

Produsen chip bersinar

Saham-saham chip termasuk NVIDIA Corporation (NASDAQ:NVDA) dan Broadcom Inc (NASDAQ:AVGO) memimpin kenaikan, dengan Broadcom Inc terus menambah keuntungan menyusul pendapatan kuartalan yang solid minggu lalu dan prospek AI yang bullish.

 "Di tengah ekspektasi yang tinggi, komentar permintaan AI dalam panggilan tersebut bersifat bullish dan kerangka pertumbuhan tahun berjalan manajemen mendukung pandangan kami bahwa EPS C2026 bergerak menuju USD10 dengan kemungkinan USD11,5 pada C2027," kata UBS dalam catatan terbaru menyusul hasil Broadcom minggu lalu.

Di sektor teknologi lainnya, Alibaba Group Holdings Ltd ADR (NYSE:BABA) memimpin putaran pendanaan sebesar USD100 juta untuk startup humanoid China, X Square Robot, yang mendorong saham raksasa e-commerce tersebut naik lebih dari 4 persen.

IHK Agustus tunggu isyarat lebih lanjut

Fokus minggu ini sepenuhnya tertuju pada data inflasi indeks harga konsumen untuk bulan Agustus.

Data tersebut diperkirakan mencerminkan beberapa dampak inflasi dari tarif Trump, mengingat sebagian besar tarif tersebut mulai berlaku bulan lalu. Tarif Trump diperkirakan ditanggung oleh importir AS, sebuah tren yang dapat menopang inflasi lokal.

 Data dari Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja, yang akan dirilis pada hari Kamis, diperkirakan harga tumbuh pada tingkat 2,9 persen pada Agustus sedikit meningkat dari 2,7 persen pada Juli.

Data inflasi indeks harga produsen juga akan dirilis pekan ini

Meskipun data inflasi kemungkinan besar tidak akan memengaruhi keputusan suku bunga The Fed pada bulan September, data tersebut kemungkinan akan memengaruhi sikap The Fed terhadap pelonggaran kebijakan di masa mendatang. Bank sentral telah berulang kali memperingatkan bahwa risiko inflasi dari tarif Trump dapat menunda penurunan suku bunga di masa mendatang.

(kunthi fahmar sandy)

SHARE