MARKET NEWS

Wall Street Ditutup Menguat Dipicu Saham Teknologi, Nasdaq Cetak Rekor Lagi

Anggie Ariesta 09/08/2025 06:38 WIB

Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Jumat (8/8/2025) dipicu saham teknologi, dengan indeks Nasdaq mencetak rekor dua hari berturut-turut.

Wall Street Ditutup Menguat Dipicu Saham Teknologi, Nasdaq Cetak Rekor Lagi. (Foto: AP Photo)

IDXChannel - Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Jumat (8/8/2025) waktu setempat, dengan indeks Nasdaq mencetak rekor penutupan tertinggi untuk hari kedua berturut-turut.

Kenaikan ini dipicu oleh penguatan saham-saham teknologi, termasuk Apple, serta optimisme investor mengenai potensi pemotongan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) pada September.

Dow Jones Industrial Average naik 206,97 poin atau 0,47 persen ke level 44.175,61, S&P 500 naik 49,45 poin atau 0,78 persen ke 6.389,45 dan Nasdaq Composite naik 207,32 poin atau 0,98 persen ke 21.450,02.

Angka tersebut merupakan rekor penutupan tertinggi ke-18 bagi Nasdaq sepanjang 2025, dengan indeks tersebut telah naik sekitar 11 persen secara tahunan. 

Adapun tiga indeks utama juga mencatatkan kenaikan solid untuk pekan ini, dengan Nasdaq memimpin penguatan mingguan sebesar 3,9 persen.

Pertaruhan investor untuk pemotongan suku bunga The Fed pada September semakin menguat menyusul data klaim pengangguran mingguan yang naik. Hal itu menambah sinyal pendinginan pasar tenaga kerja.

Kabar terbaru dari Pemerintahan Trump turut memicu spekulasi. Presiden Donald Trump telah menunjuk penasihat ekonomi utamanya, Stephen Miran, untuk mengisi kursi gubernur The Fed yang kosong. 

Jika dikonfirmasi Senat, Miran akan memiliki hak suara dalam keputusan suku bunga. Miran dikenal sebagai pendukung kebijakan Trump, termasuk pandangan bahwa tarif tinggi tidak akan memicu inflasi domestik.

Langkah ini juga menyoroti bursa calon pengganti Ketua The Fed Jerome Powell, yang masa jabatannya akan berakhir tahun depan. Selain Miran, sejumlah nama lain juga dilaporkan masuk dalam daftar pertimbangan, termasuk Presiden The Fed St. Louis James Bullard, Marc Sumerlin, Kevin Hassett, dan Kevin Warsh.

Di sisi lain, meskipun tarif baru AS dengan bea masuk hingga 50 persen telah berlaku, investor tetap waspada terhadap dampak ekonomi dari kebijakan tersebut. Tarif baru dengan rata-rata di atas 15 persen merupakan yang tertinggi sejak tahun 1938, yang dapat menimbulkan ketidakpastian di pasar global.

(Febrina Ratna Iskana)

SHARE