MARKET NEWS

Wall Street Ditutup Menguat, Nasdaq Naik 1,2 Persen

Kunthi Fahmar Sandy 20/12/2025 06:21 WIB

Sentimen pasar mendapat dorongan setelah angka inflasi indeks harga konsumen (CPI) November lebih rendah dari perkiraan.

Wall Street Ditutup Menguat, Nasdaq Naik 1,2 Persen (FOTO:iNews Media Group)

IDXChannel - Wall Street atau Bursa Saham AS ditutup menguat, di mana Indeks S&P 500 naik karena investor optimistis pada saham-saham terkait AI sehingga mendorong sektor teknologi.

Dilansir dari laman Investing Sabtu (20/12/2025), pada pukul 12:52 ET (17:52 GMT), Dow Jones Industrial Average naik 300 poin atau 0,6 persen, indeks S&P 500 naik 0,9 persen, dan NASDAQ Composite naik 1,2 persen. 

Data inflasi Desember jadi sorotan utama

Sentimen pasar mendapat dorongan setelah angka inflasi indeks harga konsumen (CPI) November lebih rendah dari perkiraan, sehingga meningkatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga lebih lanjut di tahun 2026.

Namun, analis memperingatkan bahwa inflasi November kemungkinan tidak akan memengaruhi prospek suku bunga Fed, mengingat masih dipengaruhi oleh beberapa faktor akibat penutupan pemerintahan pada bulan Oktober 2025.

Analis Goldman Sachs mengatakan bahwa kemungkinan tidak akan mengubah keadaan bagi Fed. Dia juga menyatakan bahwa data Desember akan jauh lebih signifikan bagi para pembuat kebijakan, dalam mengukur apakah inflasi sedang stabil.

Selain itu, Presiden Federal Reserve Bank of New York John Williams menuturkan bahwa ia tidak melihat kebutuhan mendesak untuk menindaklanjuti pemangkasan suku bunga pada minggu lalu dengan pelonggaran kebijakan moneter lainnya.

Dalam sebuah wawancara, pejabat Fed tersebut mengatakan bahwa ia tidak memiliki rasa urgensi untuk menurunkan suku bunga. 

"Saya pikir pemotongan suku bunga yang telah kami lakukan memposisikan kami dengan sangat baik untuk membantu menurunkan inflasi, sekaligus membantu mendukung pasar kerja yang sedang mendingin," katanya.

Namun, Goldman Sachs memperkirakan pasar saham global akan semakin meluas pada 2026, dengan imbal hasil di luar saham teknologi AS karena pertumbuhan pendapatan terus berlanjut di berbagai wilayah.

Para ahli strategi yang dipimpin oleh Peter Oppenheimer memperkirakan imbal hasil harga sekitar 13 persen untuk saham global pada tahun 2026, meningkat menjadi sekitar 15 persen termasuk dividen, sebagian besar didorong oleh pendapatan daripada ekspansi valuasi.

Saham AI terus pulih, dipimpin oleh Oracle namun Nike merosot

Saham Oracle (NYSE:ORCL) melonjak pada hari Jumat, dibantu oleh laporan bahwa perusahaan perangkat lunak tersebut merupakan bagian dari konsorsium Amerika yang akan membeli TikTok di AS. 

Analis Mizuho mengatakan kesepakatan itu dapat membantu meningkatkan permintaan untuk bisnis cloud Oracle meski bukan berbasis kecerdasan buatan.

Saham-saham terkait AI lainnya mengikuti kenaikan Oracle, dengan CoreWeave Inc (NASDAQ:CRWV) termasuk di antara yang paling banyak alami kenaikan.

(kunthi fahmar sandy)

SHARE