MARKET NEWS

Wall Street Ditutup Menguat, S&P 500 Dekati Rekor Tertinggi Ditopang Saham Teknologi

M Fadli Ramadan 27/06/2025 08:10 WIB

Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Kamis (27/6/2025). Bahkan S&P 500 hanya terpaut tipis dari rekor tertinggi sepanjang masa.

Wall Street Ditutup Menguat, S&P 500 Dekati Rekor Tertinggi Ditopang Saham Teknologi. (Foto: Inews Media Group)

IDXChannel - Indeks bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Kamis (27/6/2025). Bahkan S&P 500 hanya terpaut tipis dari rekor tertinggi sepanjang masa seiring reli saham teknologi, khususnya emiten semikonduktor

Dow Jones Industrial Average menguat 0,9 persen di 43.386,84, S&P 500 naik 0,8 persen ke level 6.141,02 Indeks NASDAQ Composite turut mencatat kenaikan sebesar 0,9 persen ke 20.167.91.

Saham-saham teknologi memimpin penguatan, dipicu oleh hasil positif dari perusahaan chip dan harapan atas prospek pertumbuhan sektor AI. 

>

Saham Nvidia (NASDAQ:NVDA) kembali mencetak rekor tertinggi baru setelah menguat sekitar 40 persen sejak tekanan pasar pada awal April akibat kebijakan tarif dari Presiden Donald Trump.

Sektor konsumer dan farmasi turut menyumbang sentimen positif. Walgreens Boots Alliance (NASDAQ:WBA) mencatat laba dan penjualan kuartalan yang melampaui proyeksi pasar, meskipun perusahaan sedang dalam proses delisting.

Dari sisi makroekonomi, data menunjukkan ekonomi AS menyusut 0,5 persen pada kuartal pertama tahun ini menurut revisi final data produk domestik bruto (PDB). 

Ini menjadi kontraksi pertama sejak 2022 dan jauh memburuk dari estimasi sebelumnya sebesar -0,2 persen.

Kabar positif datang dari pasar tenaga kerja, di mana angka pengangguran pena ini turun 10.000.

Pelaku pasar kini menantikan data inflasi melalui indeks belanja konsumsi personal (PCE) bulan Mei yang dijadwalkan rilis Jumat ini. Indeks PCE merupakan acuan utama Federal Reserve (The Fed) dalam menentukan arah kebijakan moneter.

Gubernur The Fed, Jerome Powell, masih mengadopsi pendekatan wait-and-see terkait suku bunga. Namun, tekanan politik semakin besar setelah Presiden Trump kembali melontarkan kritik pedas. 

“Saya tahu, ada tiga atau empat nama yang sudah saya pikirkan (untuk menggantikan Powell),” ujar Trump, dilansir Investing, Jumat (27/6/2025).

Sementara itu, Presiden Fed Richmond, Thomas Barkin, menyebut kebijakan tarif kemungkinan besar akan memicu kenaikan inflasi dalam beberapa bulan ke depan. Ia menilai sikap The Fed saat ini sudah berada di jalur yang tepat untuk menghadapi ketidakpastian ke depan.

(Febrina Ratna Iskana)

SHARE