MARKET NEWS

Wall Street Ditutup Mixed Jelang Rilis Data Pekerjaan AS

Fiki Ariyanti 07/02/2025 06:36 WIB

Wall Street ditutup mixed, dengan S&P 500 dan Nasdaq menguat, sementara Dow Jones terkoreksi pada perdagangan Kamis (6/2/2025) waktu setempat.

Wall Street Ditutup Mixed Jelang Rilis Data Pekerjaan AS (foto mnc media)

IDXChannel - Wall Street ditutup mixed, dengan S&P 500 dan Nasdaq menguat, sementara Dow Jones terkoreksi pada perdagangan Kamis (6/2/2025) waktu setempat.

Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 0,28 persen menjadi 44.747,63, S&P 500 (.SPX) naik 0,36 persen ke 6.083,57, dan Nasdaq Composite (.IXIC) terkerek 0,51 persen di 19.791,99.

Indeks berakhir cenderung menguat karena investor menganalisis laporan laba yang beragam menjelang rilis data pekerjaan. 

Di sisi lain, saham Amazon anjlok usai memproyeksikan laba yang lebih rendah dari estimasi. Hal ini menunjukkan perusahaan terus meningkatkan pengeluaran untuk mendukung layanan kecerdasan buatan (AI).

Pun dengan saham Qualcomm Inc merosot karena kekhawatiran permintaan untuk ponsel baru akan terhenti. Sementara Prospek yang optimistis mengangkat Peloton Interactive Inc. Dan Philip Morris International Inc mencapai rekor tertinggi karena penjualan kantong nikotin Zyn yang solid.

Obligasi memangkas kerugian karena Menteri Keuangan AS, Scott Bessent menegaskan kembali pandangannya tentang jalur yang lebih rendah untuk imbal hasil 10 tahun di bawah pemerintahan Trump.

Bessent juga mencatat AS terus memiliki kebijakan dolar yang kuat di bawah Presiden Donald Trump.

Menjelang laporan penggajian AS, data menunjukkan klaim pengangguran awal meningkat. Angka-angka terpisah menunjukkan produktivitas tenaga kerja yang solid. 

Selain data ketenagakerjaan yang akan dirilis Jumat, Wall Street akan mencermati revisi pertumbuhan pekerjaan. Para ekonom memperkirakan, hal itu akan substansial, tetapi mungkin tidak seburuk yang diperkirakan sebelumnya.

"Sejauh ini, angka minggu ini telah menyoroti pasar tenaga kerja yang nampaknya tidak banyak melakukan perekrutan atau pemecatan," kata Chris Larkin di E*Trade dari Morgan Stanley, mengutip Bloomberg, Jumat (7/2/2025) waktu Jakarta.

"Kita akan lihat apakah laporan pekerjaan bulanan nanti menggambarkan gambaran yang sama. Sementara itu, para investor mungkin cenderung untuk tidak melakukan apa-apa," ujarnya.

Para ekonom memperkirakan penurunan aktual dalam laporan Januari yang akan dirilis Jumat kemungkinan akan mencapai sekitar 600.000 hingga 700.000 pekerjaan. Ini akan sedikit melegakan. 

Data pekerjaan bulanan standar diharapkan menunjukkan penggajian meningkat sebesar 175.000 bulan lalu setelah kenaikan lebih dari 200.000 dalam dua bulan sebelumnya, yang sebagian mencerminkan pemulihan dari dua badai hebat.

(Fiki Ariyanti)

SHARE