Wall Street Ditutup Mixed, S&P 500 Cetak Rekor Kedua Beruntun
Wall Street atau Bursa Saham AS ditutup bervariasi pada perdagangan Rabu (10/9/2025) waktu setempat dengan S&P 500 mencatatkan rekor penutupan.
IDXChanel – Wall Street atau Bursa Saham AS ditutup bervariasi pada perdagangan Rabu (10/9/2025) waktu setempat dengan S&P 500 mencatatkan rekor penutupan kedua secara beruntun.
Hal ini didorong lonjakan saham Oracle serta data inflasi produsen yang lebih rendah dari perkiraan, meningkatkan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve pekan depan.
Mengutip Investing, S&P 500 naik 0,30 persen ke level 6.532,04, menorehkan rekor baru untuk hari kedua berturut-turut.
Kemudian Nasdaq menguat tipis 0,03 persen ke 21.886,06, sekaligus menorehkan rekor penutupan untuk hari ketiga beruntun.
Sementara itu, Dow Jones Industrial Average melemah 0,48 persen ke 45.490,92.
Dari 11 sektor di S&P 500, enam di antaranya terkoreksi. Pelemahan terbesar dialami sektor consumer discretionary yang turun 1,58 persen, disusul consumer staples yang melemah 1,06 persen.
Sentimen pasar juga dipengaruhi revisi tajam data ketenagakerjaan AS untuk periode 12 bulan hingga Maret, yang menunjukkan pelemahan pasar tenaga kerja kemungkinan sudah terjadi sebelum Presiden Donald Trump mengumumkan tarif impor pada April lalu.
Meski begitu, taruhan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga setidaknya 25 basis poin pada pertemuan 16–17 September tidak banyak berubah.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS pun bergerak lebih tinggi.
Saham Oracle (NYSE:ORCL) melejit tajam setelah perusahaan melaporkan kinerja kuat dan memberikan proyeksi optimistis berbasis teknologi kecerdasan buatan (AI).
Pendapatan MultiCloud database Oracle, yang didorong oleh kemitraan dengan Amazon, Google, dan Microsoft, melonjak 1.529 persen pada kuartal terakhir.
Perusahaan bahkan memperkirakan pendapatan yang dipesan dari divisi Oracle Cloud Infrastructure bakal melampaui 500 miliar dolar AS, sebuah sinyal kuatnya permintaan atas produk berbiaya relatif rendah dengan dukungan AI.
Menambah sentimen positif, data dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS menunjukkan harga produsen (PPI) turun 0,1 persen pada Agustus. Angka ini berlawanan dengan ekspektasi ekonom yang memperkirakan kenaikan 0,3 persen, setelah revisi kenaikan 0,7 persen pada Juli.
Melemahnya inflasi di tingkat produsen ini memperkuat keyakinan pasar bahwa The Fed memiliki ruang lebih besar untuk memangkas suku bunga pada pertemuan kebijakan mendatang.
(kunthi fahmar sandy)