Wall Street Ditutup Mixed Usai Rilis Kenaikan Inflasi AS
Wall Street ditutup mixed atau beragam pada perdagangan Rabu (13/11/2024) waktu setempat.
IDXChannel - Wall Street ditutup mixed atau beragam pada perdagangan Rabu (13/11/2024) waktu setempat. Indeks Nasdaq melemah sendirian usai rilis data inflasi konsumen Oktober 2024 naik sesuai ekspektasi.
Dow Jones Industrial Average (.DJI) berakhir naik 0,11 persen menjadi 43.958,19, S&P 500 (.SPX) menguat 0,02 persen di 5.985,38. Sedangkan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 0,26 persen menjadi 19.230,74.
Indeks harga konsumen (CPI) Amerika Serikat (AS) naik 0,2 persen pada Oktober 2024. Inflasi secara tahunan juga naik 2,6 persen.
Inflasi tidak termasuk komponen makanan dan energi yang bergejolak naik 0,3 persen, sesuai dengan ekspektasi para ekonom.
Data inflasi tersebut memberi kelegaan bagi para investor karena khawatir angka yang lebih tinggi. Data tersebut menambah dukungan terhadap spekulasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga di Desember 2024.
Investor memperkirakan sekitar 80 persen probabilitas The Fed kembali menurunkan suku bunganya.
“Angka inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan dapat meyakinkan Fed untuk tidak mengubah apapun pada pertemuan berikutnya,” kata Seema Shah di Principal Asset Management, mengutip Bloomberg, Kamis (14/11/2024) waktu Jakarta.
“Pemotongan suku bunga pada Desember masih mungkin dilakukan," ujarnya.
Sementara menurut Stephen Juneau, Meghan Swiber, dan Alex Cohen dari Bank of America Corp., ini adalah laporan bisnis seperti biasa bagi Fed.
“Tidak ada hal dalam laporan hari ini yang akan membuat Fed khawatir,” katanya.
“Oleh karena itu, pemotongan 25 basis poin pada Desember tetap menjadi dasar pertimbangan kami," tuturnya.
Para ekonom di Citigroup Inc mempertahankan pandangannya, The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada Desember setelah data CPI.
"Meskipun rinciannya masih fluktuatif dan tidak sepenuhnya 'normal,' tekanan upah yang mereda, ekspektasi inflasi jangka pendek yang menurun, suku bunga tinggi yang terus membebani permintaan, dan harga perumahan seharusnya membuat pejabat Fed merasa nyaman bahwa laju inflasi melambat," tulis Veronica Clark dan Andrew Hollenhorst dari Citi.
(Fiki Ariyanti)