Wall Street Ditutup Naik, Investor Nantikan Penurunan Suku Bunga The Fed
Ketiga indeks saham utama rebound dari penurunan di awal sesi imbas investor menimbang prospek penurunan suku bunga The Fed.
IDXChannel - Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Rabu (5/2/2025). Ketiga indeks saham utama rebound dari penurunan di awal sesi imbas investor menimbang prospek penurunan suku bunga The Fed.
“Ada beberapa kekhawatiran bahwa The Fed mungkin perlu melonggarkan lebih cepat, bahwa ekonomi sedang melambat. Namun hal ini sebenarnya merupakan berita positif bagi pasar karena mereka mengharapkan penurunan suku bunga The Fed,” kata Ahli Strategi Investasi Senior US Bank Asset Management Rob Haworth, dikutip dari laman Reuters, Kamis (6/2/2025).
Pertemuan The Fed berikutnya adalah pada Maret, dan sementara hanya 16,5 persen pelaku pasar yang memperkirakan penurunan suku bunga saat pertemuan tersebut. Mayoritas trader mengantisipasi penurunan di Juni.
Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 317,24 poin atau 0,71 persen menjadi 44.873,28, S&P 500 (.SPX) naik 23,60 poin atau 0,39 persen menjadi 6.061,48, dan Nasdaq Composite (.IXIC) naik 38,32 poin atau 0,19 persen menjadi 19.692,33.
Delapan dari sektor S&P 500 ditutup lebih tinggi dengan real estat memimpin kenaikan. Sementara layanan komunikasi turun hampir 3 persen.
Saham Apple turun tipis 0,1 persen. Hal ini diperkirakan karena Bloomberg News melaporkan regulator antimonopoli China sedang mempersiapkan kemungkinan investigasi terhadap pembuat iPhone.
Kemudian, Uber Technologies turun 7,6 persen setelah perusahaan transportasi online ini memperkirakan pemesanan pada kuartal ini di bawah estimasi.
Di samping itu, beberapa saham yang berhubungan dengan AI menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah terguncang pekan lalu, pasca melonjaknya popularitas model kecerdasan buatan China berbiaya rendah yang dikembangkan oleh perusahaan rintisan DeepSeek.
“Pada akhirnya, permintaan tidak akan hilang untuk AI bahkan dengan adanya berita DeepSeek. Mereka semua harus mengeluarkan lebih banyak uang, ini adalah siklus yang cukup panjang,” ujar Haworth.
Lebih lanjut, pasar juga menunggu perkembangan perihal kebijakan tarif perdagangan oleh Presiden AS Donald Trump. Setelah sebelumnya Trump menyatakan dirinya tidak terburu-buru untuk berdiskusi dengan Presiden China Xi Jinping guna berupaya meredakan perang dagang antara kedua negara.
(Dhera Arizona)