Wall Street Jatuh Terseret Proyeksi Penjualan Suram Walmart
Wall Street jatuh dari level tertinggi sepanjang masa pada perdagangan Kamis (20/2/2025) waktu setempat karena perkiraan yang mengecewakan dari Walmart.
IDXChannel - Wall Street jatuh dari level tertinggi sepanjang masa pada perdagangan Kamis (20/2/2025) waktu setempat karena perkiraan yang mengecewakan dari peritel raksasa Walmart Inc. Kondisi ini menambah kekhawatiran tentang mesin utama penggerak ekonomi Amerika Serikat (AS).
Dow Jones Industrial Average (.DJI) anjlok 1,01 persen menjadi 44.176,65, S&P 500 (.SPX) turun 0,43 persen ke 6.117,52, dan Nasdaq Composite (.IXIC) terpangkas 0,47 persen menjadi 19.962,36.
Saham Walmart jatuh 6,5 persen usai melaporkan perkiraan penjualan dan laba 2025 yang jauh dari ekspektasi analis. Di mana menunjukkan pelemahan permintaan konsumen.
Direktur Keuangan Walmart mengakui ketidakpastian terkait perilaku konsumen dan kondisi ekonomi global, serta geopolitik. Itu hanya beberapa hari setelah penjualan ritel mengisyaratkan penurunan mendadak oleh konsumen.
Walmart cenderung berkinerja baik selama masa ekonomi sulit dan biasanya memulai tahun dengan panduan konservatif. Namun faktanya, konsumen berhadapan dengan peningkatan harga dan biaya pinjaman yang tinggi.
Konsumen banyak yang beralih ke kartu kredit dan utang lainnya untuk mendukung pengeluaran mereka. Semakin banyaknya pinjaman tersebut, diindikasikan konsumen AS kini mulai khawatir terhadap kondisi keuangannya.
“Berita dari Walmart ini semakin meningkatkan kekhawatiran tentang kondisi konsumen,” kata Matt Maley dari Miller Tabak + Co, mengutip Bloomberg, Jumat (21/2/2025) waktu Jakarta.
“Kami telah melihat beberapa angka yang sangat mengecewakan tentang kepercayaan konsumen dan data penjualan ritel minggu lalu jauh lebih rendah dari yang diharapkan. Hal ini menimbulkan beberapa pertanyaan tentang seberapa kuat pertumbuhan akan terjadi selama sisa tahun ini," ujarnya.
Dampak dari prospek negatif Walmart juga terasa pada saham ritel lainnya, seperti Target Corporation (NYSE:TGT) dan Costco Wholesale Corp (NASDAQ:COST) yang juga diperdagangkan di zona merah.
Dari sisi kebijakan moneter, melansir Investing, Presiden Federal Reserve, St. Louis, Alberto Musalem mendukung kebijakan untuk mempertahankan suku bunga tetap tinggi hingga ada kepastian bahwa inflasi benar-benar terkendali.
Pernyataan ini sejalan dengan komentar pejabat The Fed lainnya yang masih menunggu bukti lebih lanjut mengenai perlambatan inflasi sebelum menurunkan suku bunga.
Namun, Presiden The Fed Atlanta, Raphael Bostic bersikap sedikit lebih dovish dengan memperkirakan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga dua kali tahun ini, meskipun dia mengakui bahwa ketidakpastian ekonomi semakin meningkat.
(Fiki Ariyanti)