Wall Street Melemah, Investor Galau Kebijakan Tarif Trump
Wall Street dibuka mixed cenderung melemah pada perdagangan Rabu (26/3/2025) waktu setempat karena ketidakpastian tarif Trump.
IDXChannel - Wall Street dibuka mixed cenderung melemah pada perdagangan Rabu (26/3/2025) waktu setempat karena ketidakpastian tarif yang akan kembali diberlakukan.
Indeks S&P 500 melemah 0,1 persen ke 5.773 dan Nasdaq yang sarat dengan saham-saham teknologi turun 0,3 persen di 18.214. Sedangkan Dow Jones menguat 0,2 persen menjadi 42.665.
Sementara itu, obligasi Treasury 10 tahun yang menjadi acuan naik sekitar 3 basis poin ke 4,34 persen, demikian mengutip USA Today, Rabu (26/3/2025) waktu Jakarta.
Saham-saham AS melonjak pada Senin lalu setelah Presiden Donald Trump mengatakan, tarif yang akan berlaku pada 2 April 2025 mungkin lebih terbatas dari yang diharapkan investor.
Namun, Trump kemudian mengatakan tarif pada sektor seperti farmasi dan otomotif masih akan diberlakukan dalam waktu dekat, mungkin tidak pada 2 April.
Selanjutnya Trump juga mengatakan, industri kayu dan semikonduktor masuk dalam daftar tarifnya untuk dikenakan di masa mendatang, sehingga menambah ambiguitas pada kebijakan tarif dan membuat saham lesu pada perdagangan Selasa.
Saham Tesla diperdagangkan lebih rendah 2,4 persen usai Kanada mengatakan pada Selasa bahwa mereka akan membekukan pembayaran rabat untuk pembuat mobil listrik tersebut dan mengecualikannya dari program rabat di masa mendatang.
Mengutip Bloomberg, masalah tarif tetap menjadi pusat perhatian investor.
"Ketidakpastian pada sisi tarif tetap sangat tinggi, membuat sangat sulit bagi bisnis atau konsumen untuk merencanakan lebih dari sekitar satu hari ke depan, dan masih membuat hampir mustahil bagi pelaku pasar untuk menilai risiko," kata Michael Brown, seorang ahli strategi di Pepperstone Group Ltd.
Lapisan ketidakpastian tambahan berasal dari ekonomi global, yang dikhawatirkan banyak analis akan melambat, bahkan ketika inflasi tetap tinggi secara umum.
Kekhawatiran pertumbuhan semakin meningkat pada Selasa oleh data AS yang menunjukkan kepercayaan konsumen pada level terendah dalam empat tahun.
(Fiki Ariyanti)