MARKET NEWS

Wall Street Menguat, Indeks S&P 500 Naik di Tengah Ekspektasi Penurunan Suku Bunga The Fed

Kunthi Fahmar Sandy 03/12/2025 07:12 WIB

Dow Jones Industrial Average diperdagangkan 185 poin, atau 0,4 persen lebih tinggi, indeks S&P 500 menguat 0,2 persen, dan NASDAQ Composite naik 0,6 persen.

Wall Street Menguat, Indeks S&P 500 Naik di Tengah Ekspektasi Penurunan Suku Bunga The Fed (FOTO:iNews Media Group)

IDXChannel - Wall Street atau Bursa Saham AS ditutup menguat pada perdagangan waktu setempat, di mana Indeks S&P 500 naik pada hari Selasa di tengah meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve.

Dilansir dari laman Investing Rabu (3/12/2025), pada pukul 16.00 ET (20.00 GMT), Dow Jones Industrial Average diperdagangkan 185 poin, atau 0,4 persen lebih tinggi, indeks S&P 500 menguat 0,2 persen, dan NASDAQ Composite naik 0,6 persen.

Fokus pada Pemangkasan Suku Bunga The Fed

 

Data terbaru dari Institute for Supply Management, menunjukkan pelemahan manufaktur yang lebih besar semakin memperkuat ekspektasi akan perubahan kebijakan The Fed pada minggu depan.

Investor memperkirakan, sekitar 86 persen akan ada penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan 9-10 Desember.

Pergerakan ini didorong oleh kombinasi data yang mereda serta melemahnya tekanan inflasi dan pernyataan terbaru dari pejabat senior The Fed yang mengisyaratkan kemungkinan penurunan suku bunga lebih cepat dari yang diantisipasi sebelumnya.

Namun, prospek kepemimpinan baru di The Fed menambah ketidakpastian di mana Gedung Putih juga mempertimbangkan beberapa kandidat untuk menggantikan Powell yang masa jabatannya berakhir tahun depan.

BofA Global Research mengatakan pada hari Senin bahwa mereka memperkirakan Federal Reserve AS akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan bulan Desember. Namun, Kini, mereka memperkirakan dua pemangkasan suku bunga tambahan sebesar seperempat poin pada 2026 (pada Juni dan Juli) sehingga suku bunga terminal menjadi 3,00 persen-3,25 persen.

"Prakiraan kami tentang pemangkasan tambahan tahun depan disebabkan oleh perubahan kepemimpinan, bukan prediksi kami terhadap perekonomian," kata para analis di BofA dalam sebuah catatan.

(kunthi fahmar sandy)

SHARE