Wall Street Optimis dan Asing Masuk Lagi, IHSG Tembus 7.100
Investor saham dalam negeri tampaknya sudah mengantisipasi (priced in) sentimen soal kenaikan suku bunga oleh bank sentral AS (The Fed) dini hari tadi.
IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat kembali (rebound) di awal perdagangan hari ini, Kamis (16/6/2022). Investor saham dalam negeri tampaknya sudah mengantisipasi (priced in) sentimen soal kenaikan suku bunga oleh bank sentral AS (The Fed) dini hari tadi.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.48 WIB, IHSG melonjak 1,34% ke level anyar di 7.100,67. Nilai transaksi pagi ini mencapai Rp5,46 triliun dan volume perdagangan 10,19 miliar.
Setelah kemarin mencatatkan jual bersih (net sell) Rp685 miliar di pasar reguler, pagi ini asing melakukan beli bersih (Rp71,88 miliar), dengan memborong saham bank-bank besar, seperti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp61,8 miliar dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp30,4 miliar.
Harga kedua saham tersebut masing-masing naik 1,51% dan 2,73%.
Kemarin, IHSG ditutup anjlok 0,61% ke 7.007,05.
Menghijaunya IHSG pagi ini sebenarnya beriringan dengan naiknya indeks saham utama di bursa Asia.
Untuk menyebut beberapa, indeks Nikkei 225 (Tokyo) menguat 1,40%, Shanghai Composite (0,31%), Straits Times (1,11%).
Wall Street Kembali Hijau
Tone positif di kawasan Asia mengekor rebound-nya tiga indeks saham utama di AS. Dow Jones naik 1,00%, S&P 500 menguat 1,46%, dan Nasdaq kembali menghijau 2,50%.
Investor saham AS sudah menakar aksi The Fed kali ini.
Dini hari tadi, The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,75 persen poin, kenaikan suku bunga terbesar sejak 1994. Langkah The Fed ini semata untuk mengekang angka inflasi yang telanjur tinggi.
Memang, aksi kerek bunga secara agresif dan segala kebijakan pengetatan moneter lainnya harus di bayar mahal: ekonomi AS bisa melambat dan jatuh ke dalam resesi.
Wall Street sendiri sempat bergejolak setelah pengumuman, sebelum kemudian berbalik ke zona hijau setelah Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan dalam konferensi persnya bahwa akan ada kenaikan sebesar 50 basis poin atau 75 basis poin kemungkinan besar pada pertemuan berikutnya di bulan Juli.
Walaupun, dia tidak mengharapkan kenaikan 75 basis poin menjadi menjadi patokan umum.
"Begitu ketua Fed mengatakan bahwa mungkin ada kenaikan serupa 75 basis poin pada pertemuan berikutnya, saat itulah pasar naik," kata Sam Stovall, kepala strategi investasi di CFRA Research di New York.
"Ini semacam mosi percaya bahwa Fed akhirnya sadar akan masalah inflasi dan bersedia mengambil sikap yang lebih agresif," imbuhnya.
Sebelumnya, investor dengan cepat meningkatkan ekspektasi mereka bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps) selama beberapa hari terakhir menyusul tingkat inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan pada Jumat lalu.
Bank-bank kakap seperti JP Morgan dan Goldmanc Sach menjadi contoh institusi yang memproyeksikan kenaikan suku bunga 75 bps.
Perubahan ekspektasi pasar tiba-tiba tersebut sempat membuat aksi jual besar-besaran di Wall Street dan global dalam beberapa hari terakhir. Maklum, pasar sebelumnya meramal The Fed hanya akan menaikkan suku bunga 50 bps. (ADF)