MARKET NEWS

Wall Street Pekan Depan Dihantui Gejolak Ekonomi, Investor Amati Saham Small Cap

Nia Deviyana 14/05/2023 22:30 WIB

Reli saham AS meninggalkan perusahaan-perusahaan kecil, menjadi tanda bahwa investor mungkin mempersiapkan diri menghadapi gejolak ekonomi di masa depan.

Wall Street Pekan Depan Dihantui Gejolak Ekonomi, Investor Amati Saham Small Cap. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Reli saham AS meninggalkan perusahaan-perusahaan kecil, menjadi tanda bahwa investor mungkin mempersiapkan diri menghadapi gejolak ekonomi di masa depan.

Saham kecil Russell 2000 (.RUT) turun sekitar 1% tahun ini, dibandingkan dengan reli yang telah mendorong S&P 500 (.SPX), indeks yang mewakili perusahaan-perusahaan besar AS, naik 7% sepanjang tahun.

Investor minggu depan akan fokus pada data ekonomi termasuk penjualan ritel bulanan dan laporan pendapatan dari perusahaan termasuk Walmart Inc (WMT.N), Home Depot Inc (HD.N), dan Cisco Systems Inc (CSCO.O).

Beberapa investor juga akan mengamati perusahaan berkapitalisasi kecil. Salah satu alasannya adalah kapitalisasi kecil, yang peka terhadap fluktuasi ekonomi dan cenderung bersinar di awal pemulihan pasar. 

Dari enam pasar bearish yang lalu, Russell 2000 telah membukukan keuntungan pengembalian total rata-rata 44,8% dalam enam bulan setelah titik terendah pasar bearish, versus keuntungan 32,2% untuk S&P 500, menurut pialang Edward Jones.

Saham-saham berkapitalisasi kecil berjuang sejak gejolak di bank-bank regional AS mencuat pada awal Maret, dengan Russell 2000 turun 7% sejak 8 Maret. 

Investor khawatir perusahaan-perusahaan kecil akan terpukul keras oleh potensi perlambatan pinjaman yang dapat membebani ekonomi yang lebih luas.

"Investor mencoba memposisikan portofolio mereka untuk apa yang menurut mereka akan terjadi dalam perekonomian," ujar Eric Kuby, kepala investasi di North Star Investment Management, analis berspesialisasi dalam kapitalisasi kecil, dilansir Reuters, Minggu (14/5/2023).

Sejak 1980, Russell 2000 tertinggal dari S&P 500 dengan rata-rata sekitar empat poin persentase dalam enam bulan setelah siklus ekonomi memuncak dan menjelang resesi, menurut data Strategas.

Data ekonomi sejauh ini menunjukkan sedikit tanda penurunan tajam dalam pertumbuhan, meskipun inflasi dan beberapa metrik penting lainnya telah mereda. 

Namun, beberapa pelaku pasar percaya bahwa kenaikan suku bunga Fed sebesar 500 basis poin selama setahun terakhir baru mulai berdampak pada perekonomian.

"Kami kemungkinan menuju resesi dalam 12 bulan ke depan," kata Michael Arone, kepala strategi investasi di State Street Global Advisors. 

"Biasanya dalam resesi, kapitalisasi kecil berkinerja buruk," imbuhnya. (NIA)

SHARE