MARKET NEWS

Wall Street Tertekan, Tarif Dagang hingga Manuver Politik Elon Musk Ganggu Pasar

Dinar Fitra Maghiszha 07/07/2025 21:18 WIB

Dow Jones Industrial Average melemah 0,28 persen ke 44.701,91, S&P 500 turun 0,40 persen ke 6.254,13, dan Nasdaq Composite terkoreksi 0,53 persen ke 20.492,88.

Wall Street Tertekan, Tarif Dagang hingga Manuver Politik Elon Musk Ganggu Pasar (Foto: dok AP)

IDXChannel – Indeks bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street dibuka melemah pada awal perdagangan Senin (7/7/2025) waktu setempat.

Ini dipicu oleh meningkatnya kekhawatiran investor terhadap kebijakan tarif Presiden Donald Trump, hingga manuver politik dari CEO Tesla, Elon Musk.

Dow Jones Industrial Average melemah 0,28 persen ke 44.701,91, S&P 500 turun 0,40 persen ke 6.254,13, dan Nasdaq Composite terkoreksi 0,53 persen ke 20.492,88.

Presiden AS Donald Trump menyatakan, Gedung Putih hampir merampungkan sejumlah kesepakatan dagang dengan negara-negara mitra.

Dia akan memberitahu negara mitra mengenai kenaikan tarif sebelum 9 Juli, demikian dilansir Bloomberg, Senin (7/7/2025).  Kenaikan tarif dijadwalkan baru berlaku efektif pada 1 Agustus mendatang.

Namun demikian, Trump justru mengancam bakal memberlakukan tambahan tarif 10 persen terhadap negara-negara dari kelompok BRICS, yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.

Sentimen pasar juga dipengaruhi oleh minimnya data ekonomi penting pada pekan ini, kecuali laporan klaim pengangguran awal yang akan dirilis Kamis mendatang.

“Pasar saat ini berada dalam lingkungan yang cenderung menghindari risiko, dan ketidakpastian tarif memang menjadi penyebab utama,” ujar Senior Markets Strategist Brown Brothers Harriman, Elias Haddad, dilansir dari Investing.

Di antara saham megacap, Tesla (NASDAQ:TSLA) turun 6 persen pada pra-perdagangan setelah CEO Elon Musk mengumumkan pembentukan partai politik baru di AS, sehingga berpotensi memperuncing perseteruannya dengan Trump.

Sementara itu, Nvidia (NASDAQ:NVDA) turun 1 persen, meski kapitalisasi pasarnya mendekati USD4 triliun dan berpotensi menjadi perusahaan paling bernilai di dunia sepanjang sejarah.

Kebijakan tarif Trump yang tidak menentu dinilai turut menjadi pertimbangan bank sentral AS (Federal Reserve) untuk menahan pemangkasan suku bunga. 

Risalah rapat The Fed pada Juni akan dirilis Rabu ini dan dinantikan untuk melihat arah kebijakan suku bunga ke depan.

Pelaku pasar kini telah mengeliminasi kemungkinan pemangkasan suku bunga pada Juli, sementara peluang pemangkasan pada September mencapai 66 persen, berdasarkan data FedWatch dari CME Group.

>

(DESI ANGRIANI)

SHARE