WTON Pangkas Target Capaian Kontrak Baru Jadi Rp6 Triliun di 2024, Ini Sebabnya
PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) atau WIKA Beton merevisi target capaian kontrak baru tahun ini menjadi sebesar Rp6 triliun.
IDXChannel - PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) atau WIKA Beton merevisi target capaian kontrak baru tahun ini menjadi sebesar Rp6 triliun dari incaran sebelumnya sebesar Rp7,48 triliun.
Sekretaris Perusahaan WTON, Yushadi mengatakan, target kontrak perseroan di 2025 tidak akan jauh berbeda dengan target di 2024.
“Semoga 2025 nanti, insyaallah perolehan kontrak baru setidaknya masih sama dengan 2024," kata Yushadi saat Media Gathering di Jakarta pada Kamis (21/11/2024).
Revisi target perseroan berdasarkan sejumlah kebijakan yang diterapkan oleh pemerintahan baru antara lain, pemisahan sejumlah kementerian, seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang dipecah menjadi Kementerian Pekerjaan Umum, dan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman.
Hal itu menurut Yushadi akan menyebabkan penyesuaian sejumlah rencana kerja. Dia mencontohkan, pada saat pemerintahan Presiden Joko Widodo butuh waktu enam bulan untuk proyek infrastruktur pemerintah berjalan.
Yushadi menyebut, perolehan kontrak dari proyek pemerintah relatif kecil.
“Pada semester I tahun depan kurang lebih akan mirip, proyek dari pemerintah mungkin relatif lebih rendah,” kata Yushadi.
Hingga Oktober tahun ini, perseroan mengantongi kontrak baru sebesar Rp4,99 triliun. Angka itu menandai tercapainya target kontrak baru perseroan sebesar 81 persen.
Berbagai proyek yang menyumbang performa perseroan ini didominasi oleh proyek pada sektor infrastruktur sebesar 71,55 persen, disusul proyek di sektor industri sebesar 13,87 persen.
Kemudian proyek di sektor kelistrikan sebesar 7,12 persen, dan sisanya berasal dari sektor properti 6,71 persen , energi 0,49 persen, dan tambang sebesar 0,26 persen.
Berdasarkan segmentasi pelanggan, perolehan kontrak baru didominasi oleh pelanggan swasta sebesar 79,26 persen, disusul perusahaan BUMN lain sebesar 17,97 persen, afiliasi WIKA sebesar 1,18 persen, perusahaan induk WIKA sebesar 1,17 persen, dan pemerintah sebesar 0,42 persen.
(Fiki Ariyanti)