MILENOMIC

5 Cara Investasi Saham dengan Risiko Rendah, Tips Kelola Risiko bagi Investor Pemula

Kurnia Nadya 05/06/2025 14:41 WIB

Bagi investor pemula yang baru memasuki investasi pasar saham, mengenali saham-saham minim risiko mungkin bukanlah hal yang mudah.

5 Cara Investasi Saham dengan Risiko Rendah, Tips Kelola Risiko bagi Investor Pemula. (Foto: Freepik)

IDXChannel—Simak cara investasi saham dengan risiko rendah. Bagi investor pemula yang baru memasuki investasi pasar saham, mengenali saham-saham minim risiko mungkin bukanlah hal yang mudah. 

Sebelum mulai berinvestasi, seorang investor harus mengenali profil risiko dan instrumen investasi yang cocok dengan profil risikonya. Tidak semua instrumen investasi yang ada di pasar cocok untuk semua jenis profil risiko. 

Profil risiko adalah tingkatan toleransi investor terhadap potensi kerugian di masa mendatang. Ada tiga jenis profil risiko: konservatif; moderat; agresif. Profil risiko konservatif cenderung menghindari risiko tinggi dan mengharapkan return yang stabil. 

Sementara investor dengan profil risiko moderat cenderung lebih siap menerima fluktuasi harga aset dan potensi kerugian dalam tingkatan sedang. Sedangkan profil risiko agresif siap menerima potensi kerugian tinggi dan fluktuasi pasar. 

Trader adalah kategori investor dengan profil risiko agresif, umumnya siap menerima fluktuasi harga saham, siap menerima kerugian dengan tingkatan lebih tinggi, sekaligus mengejar potensi keuntungan sebesar-besarnya dari fluktuasi harga. 

Oleh sebab itu trader umumnya mengincar saham-saham second liner yang pergerakan harganya lebih berfluktuasi. Sementara investor jangka panjang umumya memiliki profil risiko moderat, meskipun tidak menguntungkan ada juga berprofil agresif. 

Nah, bagi investor dengan tingkat toleransi kerugian yang rendah, bagaimana cara investasi saham dengan risiko rendah? Melansir Media Keuangan Kemenkeu dan sumber lain (5/6/2025), berikut ini adalah cara investasi saham dengan risiko rendah. 

5 Cara Investasi Saham dengan Risiko Rendah bagi Investor Pemula 

1. Tetap Harus Siap Hadapi Risiko

Sekalipun ada kategori saham yang dapat dianggap minim risiko, pada dasarnya investasi saham lebih berisiko dibanding investasi obligasi, deposito, dan reksa dana. Karena harga saham bluechip sekalipun bisa mengalami fluktuasi dan downtren. 

Untuk menghindari stress karena fluktuasi harga ini, investor sangat dianjurkan untuk berinvestasi dengan uang dingin, alias sisa uang yang tidak terpakai untuk kebutuhan pokok sehari-hari. 

Money management adalah faktor penting yang harus dipersiapkan investor sebelum terjun ke pasar. Agar investor tetap dapat membiayai kesehariannya tanpa harus menjual sahamnya. 

2. Diversifikasi Portofolio

Investor juga tidak dianjurkan untuk menghabiskan semua uangnya untuk membeli satu saham. Berinvestasi pada satu saham berpeluang untuk untung tinggi saat harga naik, tetapi juga berpeluang rugi besar saat harga turun. 

Untuk mengelola risiko, investor dianjurkan untuk melakukan diversifikasi pada portofolionya. Diversifikasi artinya memiliki beberapa saham potensial dalam satu portofolio. 

Tujuan diversifikasi adalah agar ketika 1-2 saham mencatatkan penurunan, kenaikan harga pada saham-saham lain di portofolio dapat menutup kerugian dari 1-2 saham tersebut. Sehingga rata-rata return yang diperoleh adalah untung, atau rugi tetapi dalam persentase yang moderat. 

3. Pilih Saham dengan Benar 

Investor harus memilih saham-saham kategori first liner, yakni saham berkapitalisasi besar dan volume perdagangan tinggi. Saham-saham first liner lebih likuid (mudah dijual), dan pergerakan harganya lebih stabil dibanding saham-saham second liner. 

Saham first liner dapat ditemui di indeks IDX LQ45. Indeks ini berisi saham-saham yang telah terseleksi dengan kriteria yang ketat. Antara lain likuiditas tinggi dan pertumbuhan laba yang baik. 

4. Pertimbangkan DCA

Metode investasi dollar cost averaging patut dipertimbagkan. Metode ini mengharuskan investor untuk membeli saham yang sama dengan jumlah yang sama di periode yang sama tiap bulan. 

Investor juga dapat berinvestasi dengan metode lump sump atau beli banyak sekaligus. Namun metode ini lebih dianjurkan dilakukan ketika harga saham tengah turun signifikan agar margin keuntungannya lebih tinggi. 

Lump sump tidak dianjurkan dilakukan ketika harga saham tengah berada di pucuk, atau saat mahal-mahalnya. Karena pada harga puncak, ada risiko penurunan harga karena investor-investor lama mungkin mempertimbangkan untuk profit taking. 

5. Pertimbangkan Diversifikasi ke Instrumen Lain 

Untuk melindungi nilai uang, investor dapat mempertimbangkan untuk mengalokasikan sebagian modalnya ke instrumen surat berharga negara (SBN). Meskipun keuntungannya tidak sebesar capital gain dan dividen saham, SBN menawarkan stabilitas tinggi. 

Hal inilah yang dilakukan investor kawakan Warren Buffett sepanjang akhir 2024. Buffett mengalokasikan banyak modalnya di instrumen investasi minim risiko dengan likuiditas tinggi seperti SBN pemerintah AS. 

Akibatnya, ketika pasar modal gonjang-ganjing pasca Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif pajak impor resiprokal, Warrent Buffett adalah satu-satunya investor yang tidak mencatatkan penurunan nilai kekayaan. 

Itulah cara investasi dengan risiko rendah bagi investor pemula.  


(Nadya Kurnia)

SHARE