5 Kelebihan dan Kekurangan Investasi Minim Risiko, Cocok untuk Profil Risiko Konservatif
Instrumen investasi kategori ini umumnya dianjurkan kepada investor pemula, atau investor dengan profil risiko konservatif.
IDXChannel—Apa saja kelebihan dan kekurangan instrumen investasi minim risiko? Di pasar modal Indonesia, ada beberapa jenis instrumen investasi dengan risiko rendah. Antara lain deposito, logam mulia, dan surat berharga negara.
Instrumen investasi kategori ini umumnya dianjurkan kepada investor pemula, atau investor dengan profil risiko konservatif, yakni investor dengan toleransi yang relatif rendah terhadap potensi kerugian finansial.
Instrumen investasi minim risiko juga cocok untuk tempat penampungan harta kekayaan, alih-alih menyimpannya sebagia tabungan di rekening bank, sebab pergerakan harganya melindungi nilai aset dari risiko inflasi tiap tahun.
Apa saja kekurangan instrumen investasi minim risiko? Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan investasi minim risiko.
5 Kelebihan dan Kekurangan Investasi Minim Risiko
Kelebihan Investasi Minim Risiko
1. Stabil
Instrumen investasi minim risiko umumnya bergerak dengan stabil, tanpa naik turun harga yang ekstrem dan signifikan dalam waktu singkat seperti saham. Oleh sebab itu instrumen ini kerap dianjurkan kepada investor pemula.
2. Cocok untuk Lindung Nilai
Karena pergerakan harganya relatif lebih stabil, harganya tidak mendadak mahal atau tidak mendadak jatuh. Namun naik secara perlahan dari tahun ke tahun. Ini cocok bagi investor yang ingin mencegah risiko inflasi.
3. Likuiditas Tinggi
Instrumen investasi minim risiko rata-rata memiliki likuiditas yang tinggi, alias sangat mudah dijual. Logam mulia dan obligasi fixed rate dapat dijual dengan mudah, sementara deposito dapat dicairkan setelah jatuh tempo.
Kekurangan Investasi Minim Risiko
4. Pergerakan Terlalu Stabil
Bagi sebagian orang, pergerakan harga yang terlalu stabil justru dianggap merugikan. Trader dan investor justru memerlukan pergerakan harga yang lebih agresif, setidaknya bisa mencapai puluhan persen dalam setahun.
Sementara trader mengharapkan kenaikan harga dalam waktu yang lebih singkat, yakni sekitar 2-3 bulan, atau bahkan dalam hitungan minggu. Oleh sebab itu instrumen investasi minim risiko tidak dianjurkan bagi investor dengan profil risiko agresif.
5. Investasi Jangka Panjang
Instrumen investasi minim risiko umumnya adalah investasi jangka panjang, artinya si investor harus menyimpan uangnya dalam waktu yang cukup lama untuk menikmati hasilnya. Persis seperti menanam benih dan menikmati buahnya di kemudian hari.
Deposito harus disimpan setidaknya sebulan, paling lama hingga dua tahun. Sementara obligasi fixed rate harus disimpan selama mungkin agar investor mendapatkan kupon per enam bulan.
Sedangkan harga logam mulia bergerak relatif lambat pada tahun-tahun normal (tanpa perang/konflik ekonomi), sehingga dibutuhkan masa simpan setidaknya lima tahun agar investor menuai keuntungan dari kepemilikan emasnya.
Itulah beberapa kelebihan dan kekurangan instrumen investasi minim risiko.
(Nadya Kurnia)