5 Kesalahan Frugal Living yang Memengaruhi Keseharian
Ada sejumlah kesalahan frugal living yang justru berpengaruh pada aktivitas sehari-hari.
IDXChannel – Ada sejumlah kesalahan frugal living yang justru berpengaruh pada aktivitas sehari-hari.
Frugal living atau gaya hidup hemat belakangan memang menjadi tren di kalangan milenial dan gen Z. Tujuannya mulia yakni agar bisa mengatur keuangan lebih bijak, hidup sesuai kemampuan, serta memprioritaskan kebutuhan dibanding keinginan.
Namun sayangnya, banyak orang justru terjebak dalam kesalahan saat menerapkan gaya hidup ini. Alih-alih membuat mereka hemat, gaya hidup hemat ini justru berujung pada pemborosan terselubung atau bahkan stres finansial.
Lantas, apa saja kesalahan frugal living yang kerap dilakukan? IDXChannel menyajikan penjelasannya sebagai berikut.
Kesalahan Frugal Living
Frugal living bukan berarti hidup pelit atau menahan diri dari semua bentuk pengeluaran. Gaya hidup ini menekankan efisiensi, pengeluaran yang penuh pertimbangan, dan keputusan finansial yang cerdas. Berikut beberapa kesalahan umum dalam menerapkan gaya hidup frugal living yang perlu dihindari agar tujuan hidup hemat tetap tercapai dengan sehat dan seimbang.
1. Terlalu Fokus pada Harga Bukan Kualitas
Salah satu kesalahan paling sering dilakukan adalah selalu memilih barang yang paling murah tanpa memperhatikan kualitas. Misalnya, membeli sepatu seharga Rp50.000 yang ternyata cepat rusak, dibanding sepatu Rp250.000 yang bisa dipakai bertahun-tahun. Secara kasat mata, pilihan pertama terlihat lebih hemat, tetapi dalam jangka panjang justru membuat kita mengeluarkan uang berkali-kali untuk mengganti barang yang rusak. Anda mungkin bisa menerapkan prinsip value for money, yakni dengan mencari barang dengan harga terjangkau tapi tetap berkualitas. Jangan ragu berinvestasi untuk produk yang tahan lama.
2. Mengorbankan Kesehatan Demi Hemat
Demi berhemat, tak sedikit orang menurunkan anggaran makan dengan mengandalkan makanan instan, gorengan, atau makanan cepat saji. Ada pula yang enggan memeriksakan diri ke dokter meski merasa sakit ringan. Kebiasaan ini terlihat hemat di awal, tetapi bisa berujung pada biaya pengobatan mahal di kemudian hari. Frugal living seharusnya tidak mengorbankan aspek vital seperti kesehatan. Sisihkan anggaran untuk makan sehat dan periksa kesehatan secara rutin. Ingat, sehat adalah investasi.
3. Menghindari Hiburan atau Kesenangan Sepenuhnya
Hidup hemat bukan berarti tidak boleh menikmati hidup. Banyak orang yang merasa bersalah saat mengeluarkan uang untuk liburan, menonton film, atau sekadar nongkrong bersama teman. Akibatnya, mereka bisa mengalami kelelahan mental (burnout) atau stres yang akhirnya mendorong belanja impulsif sebagai pelampiasan. Sebaliknya, Anda bisa menganggarkan dana untuk hiburan, walaupun kecil. Kamu bisa menikmati hiburan hemat seperti piknik di taman, nonton film di rumah, atau staycation dengan promo diskon. Yang penting adalah keseimbangan, bukan penolakan total.
4. Mengejar Diskon atau Promo Tanpa Pertimbangan
Siapa yang tidak suka diskon? Namun jika tidak hati-hati, frugal living justru menjadi alasan untuk belanja lebih banyak saat melihat label "hemat 50 persen" atau "beli 2 gratis 1". Padahal, bisa jadi barang tersebut sebenarnya tidak dibutuhkan. Kesalahan ini dikenal sebagai jebakan false saving. Terlihat hemat, padahal menambah pengeluaran.
5. Mengabaikan Investasi dan Dana Darurat
Beberapa orang berpikir bahwa frugal living berarti menyimpan semua uang di tabungan dan menghindari investasi karena dianggap berisiko. Padahal, hanya menabung tanpa mengembangkan uang lewat investasi atau tanpa mempersiapkan dana darurat bisa jadi bumerang saat kondisi tak terduga muncul, seperti kehilangan pekerjaan atau sakit mendadak.
Nah, itulah beberapa kesalahan frugal living yang justru membuat Anda hidup lebih boros. Frugal living bukanlah ajang menyiksa diri atau hidup serba kekurangan. Sebaliknya, gaya hidup ini perlu dijalankan dengan membuat keputusan finansial yang lebih cerdas dan bijak.