MILENOMIC

5 Merek Dunia yang Resmi Angkat Kaki dari Indonesia, Ini Alasannya!

Shifa Nurhaliza Putri 29/04/2025 14:20 WIB

Tak semua merek global mampu bertahan. Sejumlah brand ternama dunia justru memutuskan untuk hengkang dari Indonesia. Apa penyebabnya?

5 Merek Dunia yang Resmi Angkat Kaki dari Indonesia, Ini Alasannya! (Foto: Merek Dunia yang Resmi Angkat Kaki dari Indonesia

IDXChannel - Indonesia dikenal sebagai pasar potensial dengan jumlah penduduk besar dan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat. Namun, tak semua merek global mampu bertahan. Sejumlah brand ternama dunia justru memutuskan untuk hengkang dari Indonesia. Apa penyebabnya?

Merek Dunia yang Resmi Angkat Kaki dari Indonesia

Berdasarkan hasil pencarian tim IDX Channel, berikut ini adalah 5 brand atau merek dunia yang angkat kaki dari Indonesia:

1. 7-Eleven
7-Eleven resmi menutup seluruh gerainya di Indonesia pada tahun 2017. Meski sempat booming di kalangan anak muda, masalah lisensi dan perubahan gaya hidup konsumen membuat brand ini sulit bertahan. 

Ditambah lagi, kompetisi dengan minimarket lokal seperti Indomaret dan Alfamart tak terhindarkan.

2. Giant
Meski merupakan brand milik perusahaan lokal (Hero Group), Giant menggunakan konsep dan strategi dari ritel global. Giant menutup semua gerainya pada 2021 karena lesunya penjualan dan lebih difokuskan pada merek Hero Supermarket dan IKEA (yang juga dipegang oleh Hero Group).

3. Forever 21
Brand fashion asal AS ini sempat menjadi favorit remaja dan anak muda Indonesia. Namun, Forever 21 menutup seluruh gerainya di Indonesia sekitar 2020, sebagian besar karena kebangkrutan global dan kegagalan bersaing dengan tren fashion lokal serta online shop.

4. Aéropostale
Merek fashion asal AS ini pernah hadir di beberapa kota besar di Indonesia, tapi hanya bertahan sebentar. Ketidaksesuaian dengan preferensi konsumen lokal dan harga yang relatif tinggi membuat Aéropostale tidak berkembang.

5. Gap Inc.
Brand fashion asal Amerika Serikat ini pernah membuka gerai di beberapa mal besar di Indonesia. Namun, karena kurangnya minat pasar dan daya saing yang rendah dibanding brand fast fashion lainnya, Gap memutuskan untuk menutup gerai fisiknya.

Merek-merek global perlu lebih jeli membaca pasar dan beradaptasi dengan cepat jika ingin bertahan di tengah dinamika pasar Indonesia. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan Anda.

(Shifa Nurhaliza Putri)

SHARE